Grafik kejadian gempa di Nganjuk tertangkap oleh radar seismik BMKG Sawahan |
Karena guncangan relatif kecil, maka sedikit masyarakat di sekitar Nganjuk yang merasakannya secara langsung, sehingga bisa disebut gempa ‘siluman’. Di kalangan ahli gempa, fenomenanya disebut sebagai gempa swarm, yang lebih banyak terjadi di zona yang dekat dengan gunung berapi. Swarm juga dapat terjadi di kawasan yang mengalami medan tegangan berkaitan dengan desakan aktivitas magmatik. Selain itu, beberapa laporan menunjukkan aktivitas swarm juga dapat terjadi di kawasan non volkanik.
Menurut keterangan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nganjuk Soekonjono, bagi kalangan ahli gempa bumi, aktivitas gempa swarm merupakan fenomena alam biasa. Namun demikian, karena fenomena semacam ini jarang terjadi dan masyarakat belum mengenal, maka wajar jika warga sempat merasa cemas ketika kabarnya mulai meluas di jejaring media sosial beberapa hari belakangan. “Secara umum tidak ada dampak kerusakan atau ancaman kesematan bagi warga di sekitarnya. Tetapi kewaspadaan tetap harus dikedepankan,” lanjut Soekonjono. Meskipun Gunung Wilis dan deretan pegunungan Kendeng yang berada di sekitar Nganjuk, Madiun dan Bojonegoro, bukan termasuk gunung api aktif, namun tetap berpotensi menimbulkan terjadinya bencana lain seperti tanah longsor.(ab)
0 komentar:
Post a Comment