Penampakan bom pesawat yang ditemukan warga, di lokasi makam Desa Ngujung, Kecamatan Gondang, Nganjuk (21/6/2016) |
Tarbi bersama penggali lain awalnya tak menduga ketika mereka mulai menggali liang berbentuk persegi panjang, untuk tetangga mereka yang baru saja meninggal dunia pagi itu. Ketika sudah menggali sekitar 1 meter, cangkul tiba-tiba membentur benda keras. “Seperti benturan dengan besi, sehingga si penemu langsung menghentikan aktivitas penggalian tanahnya,” kata Dandim 0810 Nganjuk Letkol Infanteri Akatoto.
Tarbi lalu mengajak teman-temannya menggali dengan tangan, untuk melihat benda apa yang baru terkena mata cangkulnya itu. Sekitar 5 menit kemudian, mereka kaget ketika mendapati benda tersebut berwujud peluru peledak dengan dimensi cukup besar, yakni sepanjang 70 sentimeter, diameter 17 sentimeter dan berat sekitar 10 kilogram. Takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, Tarbi dan teman-temannya kemudian melapor ke kantor polisi terdekat, hingga diteruskan ke Koramil dan Kodim 0810/Nganjuk.
Sekitar pukul 07.00, suasana di sekitar lokasi penemuan sudah ramai tidak hanya warga setempat, tetapi juga sejumlah anggota TNI dibantu kepolisian yang hendak mengevakuasi mortir dari lokasi. “Demi pertimbangan keamanan warga, temuan itu langsung kami amankan,” imbuh Akatoto.
Dengan diangkut mobil patroli bak terbuka milik Kodim 0810 Nganjuk, mortir yang menurut Dandim masih aktif dan berdaya ledak tinggi alias high explosive itu diamankan ke Makodim Nganjuk. Senjata yang diduga diluncurkan pesawat tempur pada masa penjajahan Belanda tahu 1940-an itu, diduga gagal meledak kemudian terkubur di dalam tanah. Diperkirakan, daya ledaknya mencapai radius 50 – 100 meter, atau bisa menghancurkan sebuah perkampungan kecil.
Menurut Akatoto, sementara mortir disimpan di gudang senjata Kodim dengan penjagaan ketat, sampai kemudian dikirim ke Detasemen Peralatan (Denpal) Madiun untuk dimusnahkan.(ab)
0 komentar:
Post a Comment