Massa dari kelompok guru dan pegawai honorer kategori 1 Kabupaten Nganjuk, membawa keranda jenazah sebagai simbol kekesalan mereka karena tak kunjung ditemui Bupati Taufiqurrahman, Jumat 13 Mei 2016 |
matakamera, Nganjuk - Untuk kesekian kalinya, massa guru dan pegawai honorer kategori 1 (K-1) Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, melakukan unjuk rasa di halaman Pendopo Pemkab Nganjuk. Yang terakhir pada Jumat 13 Mei 2016, dengan inti tujuan yang sama, yaitu bisa bertemu langsung dengan Bupati Taufiqurrahman. Massa yang berjumlah sekitar 100 orang dipimpin koordinator Sajianto itu tetap menuntut segera diangkat menjadi CPNS.
Sayangnya, sejak aksi pertama secara berturut-turut mulai awal Mei 2016 lalu, sang bupati tidak kunjung mau menemui massa. Karena itu sebagai wujud pelampiasan rasa kesal para guru dan pegawai honorer ini, pada aksi Jumat pagi sampai siang hari itu mereka membawa serta sebuah keranda jenazah sebagai 'hadiah' khusus untuk Bupati Taufiqurrahman. "Lebih baik mati dalam berjuang daripada hidup dalam penindasan," lontar koordinator aksi Sajianto, dalam unjuk rasa. tersebut
Aksi bermula pukul 08.30 WIB kektika massa tiba di depan Pendopo Pemda Nganjuk sambil memasang aneka poster dan banner kecaman terhadap pemerintah. Beberapa bunyi tulisannya antara lain " Kalau kamu takut, lemahlah tulang kakimu, kalau tulang kakimu lemah padamlah semangatmu, bergeraklah jgn diam. Lalu "Telinga pimimpin untuk mendengar jeritan rakyat, mata pemimpin untuk melihat penderitaan rakyat, hati pemimpin untuk keaejahteraan rakyat."
Ada lagi poster berbunyi "Musuh kita bukan suku, ras dan agama tetapi kekuasaan yang menindas", lalu "Mereka yang berkawan dengan kemunafikan sama halnya dengan menjual diri serta jiwanya kepada kejahatan". Poster yang lain bertulisan kalimat "Eling sabdo pandito ratu, pemimpin tansah setyo marang janjine," lalu ada juga" Mendukung bupati nganjuk mengangkat honorer K1 menjadi CPNS,".
Alasan kuat massa guru dan pegawai honorer K-1 untuk berunjuk rasa selam berhari-hari, adalah untuk meminta Bupati Nganjuk segera membuatkan SPTJM (Surat Pertanggungan Jawab Mutlak) sebagaimana janjinya berdasarkan surat dari Kemenpan-RB.
John Willem Wadoe salah satu peserta unjuk rasa dalam orasinya meminta Bupati ataupun pejabat terkait K1 mau menerima dan menemui K1. Dia juga menuntut ketegasan Pemkab Nganjuk untuk segera membuatkan STPJM sebagaimana dimaksud.
Selanjutnya pada pukul 09.50 WIB, massa tetap tidak bisa bertemu bupati yang disebut sedang tidak berada di Pendopo. Sebagai gantinya, 10 orang perwakilan massa diterima Abdul Wakid Kepala Kantor Kesbangpolinmas Nganjuk, Harijanto Staf Ahli Bupati Nganjuk, dan Suhariyono Kepala Satpol PP Nganjuk. Para pejabat pembantu bupati ini berjanji aspirasi para pengunjuk rasa akan disampaikan kepada pejabat yg berwenang menangani K1 khususnya Badan Kepegawaian Daerah Nganjuk.
Dengan kecewa, massa pada pukul 11.00 melanjutkan aksi dengan berdoa bersama dan tahlil dipimpin oleh Ali Fatkunaji, salah satu peserta yang juga guru agama SMA. Aksi kemudian berlanjut dengan mengarak keliling keranda mayat yang menurut mereka diibaratkan jenazah sang bupati, dengan cara berjalan kaki menuyusuri jalan-jalan protokol Kota Nganjuk.
Aksi sempat berhenti untuk Solat Jumat, dan dilanjutkan kembali pukul 13.00 dengan orasi, yang intinya akan sama-sama meluruk dan mengejar Bupati Nganjuk sampai bisa ditemui. Mereka mendengar, Bupati taufiq akan mengikuti acara senam pagi massal di Stadion Warujayeng, Kecamatan Tanjunganom pada hari Sabtu 14 Mei 2016. "Kami akan cari bupati sampai ketemu!" teriak massa dengan nada berapi-api.(ab)
dan 5 tahun berlalu BUpati berikutnya pun sama...
ReplyDeletesama sama KORUP JABATAN. dan KENA KPK