Pakar dari Australia dan Jepang, didampingi petugas Perhutani Nganjuk saat meninjau langsung lokasi budidaya porang di hutan Desa Tritik, Kecamatan Rejoso, Nganjuk, 12 Mei 2016 |
Nah, baru-baru ini, budidaya tanaman porang Nganjuk menarik perhatian sejumlah pakar dari mancanegara, antara lain dari negara Jepang dan Australia. Mereka sengaja jauh-jauh datang untuk mendatangi dan melihat langsung lokasi budidaya tanaman porang, yang berada di kawasan petak 90 dan 91, RPH Bendoasri, BKPH Tritik, yang dikelola Perum Perhutani KPH Nganjuk. Kunjungan rombongan asing ini berlangsung pada 12 Mei 2016 dengan didampingi petugas Biro Kelola Perhutani Divre Surabaya, Perhutani Nganjuk dan masyarakat petani setempat. "Mereka adalah tenaga ahli dari perusahaan PT Sadhana Surabaya," kata Humas Perum Perhutani Nganjuk Henny Rachmawati.
Pakar pertanian dari Jepang bernama Akira Fujimura dan Kenichi Kuizumi, sedangkan pakar dari Australia bernama Andrew Cockbun. Rombongan juga diisi sejumlah pakar lain seperti Surya Susanto, Rao Le, Karina Kurniawan dan Adinata. Menurut Henny, kedatangan rombongan ini berawal dari rasa penasaran dan ketertarikan mereka akan potensi budidaya tanaman porang di hutan Nganjuk. Hasilnya, para pakar asing ini pun langsung terkagum-kagum dan jatuh cinta begitu melihat langsung di lokasi. "Kagum dengan kondisi tanaman yang bagus di tengah hutan," tutur Henny.
Tim pakar asing ini kemudian mengambil sampel umbi porang dan tanah di lahan hutan setempat untuk diuji di laboratorium. Artinya, lanjut Henny, rasa ketertarikan mereka terhadap kualitas tanaman porang Nganjuk cukup tinggi dan di kemudian hari terbuka lebar peluang untuk bekerjasama dan pengembangan budidaya dan pemasarannya sampai ke luar negeri.
Untuk diketahui, tanaman porang dalam bahasa latin disebut Amorphophallus oncophilus, adalah sejenis tanaman umbi-umbian yang dapat dikonsumsi. Tanaman porang merupakan tumbuhan herba dan menahun. Batangnya tegak, lunak, halus berwarna hijau atau hitam belang-belang (bertotol) putih. Batang tunggalnya memecah menjadi tiga batang sekunder dan akan memecah lagi yang sekaligus menjadi tangkai daun. Pada setiap pertemuan batang akan tumbuh bintil (katak) berwarna coklat kehitaman sebagai alat perkembangbiakannya. ‘’Tingginya bisa mencapai 1,5 meter, tergantung umur serta kesuburan tanah,’’ jelas Henny.
Tanaman porang sejak tumbuh hingga siap dipanen memerlukan waktu sekitar tiga tahun. Berat umbinya pun bervariasi, mulai dari 1 - 5 kilogram. Manfaat olahan tanaman porang antara lain untuk bahan baku produksi lem, untuk bahan membuat mie,produksi serat film, perekat tablet, pembungkus kapsul, hingga penguat kertas. (ab)
0 komentar:
Post a Comment