Mbok Nem saat sibuk melayani pembeli bunga ziarah, di lapak sederhananya yang berada di trotoar Jalan Ahmad Yani, Nganjuk, Minggu sore 5 Juni 2016 |
Salah satu penjualnya adalah Parinem, nenek berumur 78 tahun asal Dusun Kalangan, Desa Candirejo, Kecamatan Loceret ini menggantungkan hidup dari menjual daun harum dan aneka bunga syarat atau sajen, untuk ziarah makam dan berkirim doa. Meskipun usia sudah renta, nenek yang sudah ditinggal meninggal suami sejak tahun 1995 ini masih terlihat cekatan melayani para pembeli.
Untuk menggelar lapaknya, Mbok Nem, sapaan Parinem, hanya bermodal lembaran daun pisang sebagai alas, karung bekas penyimpan bunga segar. Mbok Nem mengaku sudah menekuni pekerjaan sederhana ini selama lebih dari setengah abad. "Ngeten niki pun kawit tahun 49 (Saya jualan sejak tahun 1949)," ujarnya di sela melayani pembeli yang antre mengelilinginya, di lapaknya di tepi Jalan Ahmad Yani, Nganjuk, Minggu sore 5 Juni 2016.
Mbok Nem sebenarnya faham, bahwa berjualan bunga bukanlah pekerjaan yang menjanjikan. Namun bagi nenek yang sudah memiliki 7 putra-putri dan 16'cucu ini, memang tidak ada pekerjaan lain yang bisa dilakukannya.
Nah, bulan Ramadhan ini ternyata mendatangkan berkah tersendiri bagi Mbok Nem. Jika biasanya 1 kilogram bunga baru terjual sampai berminggu-minggu, kali ini dagagannya langsung ludes dalam sehari. Selama awal Ramadhan ini, Mbok Nem bahkan berani memyiapkan 10 kiloggram bunga,"Kembange larang Mas, mung iso kulaan sepuluh kilo, modale oleh nyelengi setahun," ujar Mbok Nem, sambil menjelaskan harga sebungkus bunga aneka rupa itu Rp 5 ribu.
Ratih, 40, warga Jalan Merdeka, Nganjuk mengaku sengaja membeli di tempat Mbok Nem karena selain murah, bunga-bunganya relatif masih segar, "Di tempat lain Rp 7.500 Mas, ini murah dan masih seger-seger bunganya," ujar wanita yang sudah berlangganan itu.(ro/ab)
M. Roissudin
0 komentar:
Post a Comment