Suasana kegiatan siswa yang baru diterima masuk di SMAN 2 Nganjuk pada tahun ajaran 2015 lalu. (matakamera.net) |
Luqman Surya, pengamatan pendidikan di Nganjuk mengatakan, bahwa fenomena seperti itu bisa menjadi indikasi, bahwa mungkin ada rasa kurang percaya diri baik dari calon siswa maupun orangtua, untuk mendaftar ke sekolah unggulan. Selain itu, Luqman juga memiliki kecemasan bahwa sebagian dari para pendaftar masih curiga ada ‘permainan’ tidak sehat dalam proses penerimaan siswa baru, terutama di sekolah-sekolah yang memang terkenal paling banyak diserbu pendaftar. “Dan ini seharusnya menjadi tanggungjawab semua pihak, untuk sama-sama mengawasi prosesnya,” ujar pria asal Kertosono ini.
Sebelumnya, Kabid SMP-SMA Disdikpora Nganjuk Sudjito yang dikonfirmasi matakamera.net sudah menjamin, bahwa proses PPDB SMA tahun ini akan berlangsung sesuai aturan. Pendaftaran calon siswa baru tahun ini menggunakan jalur nilai ujian nasional dan jalur tes. “Sistemnya transparan, dan masyarakat bisa memantau langsung," ujar mantan kepala SMA 3 Nganjuk, dihubungi melalui saluran telepon pada 14 Juni 2016.
Sementara itu, Luqman Surya juga mencatat, bahwa SMA-SMA di luar Nganjuk kota seperti SMA Negeri 1 Sukomoro, SMA Negeri 1 Rejoso, SMA Negeri Loceret, dan SMA Negeri Berbek, sampai saat ini jumlah pendaftarnya masih belum memenuhi pagu, alias masih kekurangan banyak siswa. Namun menurut Luqman, kuota yang masih kurang itu otomatis akan diisi oleh para pendaftar yang gugur dalam tes di SMA-SMA favorit. “Alurnya selalu seperti itu setiap tahun,” ujar Luqman. Contoh SMA yang masih kekurangan pendaftar SMA Loceret, di mana dari pagu 252, sampai saat ini jumlah pendaftarnya baru 150.(ab)
(M. Roissudin)
0 komentar:
Post a Comment