Pantauan matakamera.net, rombongan sidak tiba di lokasi sekitar pukul 15.00. petugas sampel langsung mengambil sekitar 50 jenis mamin dari beberapa stan dan lapak PKL. Tim yang beranggotakan sekitar 10 personel BPOM dan Pemkab Nganjuk itu langsung menguju sampel-sampel mamin tersebut di laboratorium mobile, di unit kendaraan bernopol merah B 9792 POU bertuliskan Balai Besar POM Surabaya."Ada positif penggunaan pewarna dan boraks pada dua jenis kerupuk, dan penggunaan boraks pada minuman cincau," papar Kepala BPOM Surabaya I Gusti Ngurah Bagus Kusuma Dewa. Temuan itu diperoleh setelah dilakukan uji lab selama sekitar 10 menit. Menurut Bagus, dari 15 sampel yang diuji, ditemukan tiga jenis mamin yang mengandung zat berbahaya bagi kesehatan.
Lebih lanjut Bagus menjelaskan, bahwa pihaknya akan terus melakukan sidak dan pengawasan terhadap pedagang mamin dengan menggandeng dinas-dinas terkait di seluruh kabupaten-kota di Jawa Timur."Di Nganjuk ini adalah sidak kami yang kesekian kalinya untuk wilayah Jawa Timur," ujarnya.
Kepala Dinkes Nganjuk Sugeng Budi Wiyono yang turut sidak menambahkan, prinsipnya sidak takjil di bulan Puasa dilakukan dalam rangka pembinaan dan pengawasan. Yakni, agar masyarakat semakin bijaksana memilih bahan makanan sehat."Kita lakukan edukasi dan pembinaan (pedagang), sehingga konsumen tidak dirugikan," urai Sugeng.
Sejumlah pedagang sempat kaget ketika lapak mereka didatangi tim sidak BPOM. Namun, mereka mengaku tetap menghormati kegiatan tersebut karena demi kebaikan bersama. Adapun jenis mamin di jadikan sebagai sampel adalah sejenis makanan gorengan, makanan basah, batagor, ikan asap, es buah dan makanan ringan sejenis krupuk, dan lain sebagainya. "Dagangan saya dibeli satu untuk dites," aku Ratno, 50, pedagang takjil berupa jajan basah asal Kelurahan Bogo, Kecamatan Nganjuk.(ro/ab)
(M. Roissudin)
0 komentar:
Post a Comment