12 menteri baru dalam kabinet kerja jilid II Jokowi-JK, saat pertemuan dengan Presiden Jokowi di Istana Negara 27 Juli 2016 (matakamera/pramono anung via twitter) |
Bagi kalangan pegawai tidak tetap (honorer) di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, khususnya honorer kategori 1 (K-1), peran Menteri PAN-RB saat ini masih menjadi tumpuan karena mereka tengah berjuang agar bisa diangkat masuk menjadi CPNS. Di tengah prosesnya yang masih tidak menentu, kalangan pegawai honorer K-1 Nganjuk pun mengaku masih setengah yakin akan kinerja Menteri PAN-RB yang baru dilantik itu. “Bisa baik, bisa juga tambah buruk,” kata John Willem Wadoe, salah satu perwakilan forum K-1 Nganjuk.
John yang kebetulan baru kembali dari Kantor Kementerian PAN-RB di Jakarta pada 26 Juli 2016 berharap, kedatangan Asman di Kemen PAN-RB itu bisa membawa angin segar, terutama bisa mengangkat nasib lebih dari 1.000 tenaga honorer K-1 Nganjuk yang sudah bertahun-tahun digantung, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Pihaknya menilai, pada masa kepemimpinan Yuddy Chrisnandi tidak tampak keberpihakan nyata pemerintah untuk memperjuangkan nasib J-1 Nganjuk. Bahkan, dalam kunjungannya ke Jakarta beberapa waktu lalu John dan teman-temannya justru mendengar kabar pahit bahwa persoalan pengangkatan tenaga K-1 Nganjuk akan dilimpahkan ke Panselnas, di mana persyaratan pegawai honorer yang bisa diangkat menjadi CPNS harus berusia maksimal 35 tahun. “Ini kan tidak adil, sementara banyak dari teman-teman kami yang sudah lama mengabdi dan usianya sudah lebih dari 35 tahun,” ujarnya. Karena itulah, John dan forum K-1 Nganjuk berharap menteri baru ini mampu menunjukkan bukti kebijakan yang berpihak pada nasib tenaga honorer yang menuntut hak untuk hidup lebih sejahtera. (ab)
(Panji Lanang Satriadin)
0 komentar:
Post a Comment