Karena kondisinya dari hari ke hari semakin parah, pada Sabtu 17 September 2016 lalu, kepala desa (kades) setempat meminta bantuan Camat Lengkong yang kemudian diteruskan dengan mengirim surat permohonan bantuan air bersih kepada Bupati Nganjuk. Surat itu lalu diterima Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nganjuk Soekonjono di hari yang sama, yang berisi permintaan bantuan dropping air bersih setidaknya dua hari sekali. "Setelah menerima surat itu, kami langsung terjunkan tim untuk mengecek kondisi di lapangan," ujar Soekonjono.
Benar saja, ketika tim BPBD melihat langsung kondisi dua dusun tersebut, cadangan sumber air memang sudah nyaris habis. Sementara, hujan dalam intensitas cukup sudah lama tidak turun di wilayah setempat, sehingga semakin memperburuk keadaan. Soekonjono juga mencatat, Dusun Sendang Gogor dan Jomblang setiap tahun memang termasuk wilayah rawan kekeringan di musim kemarau. "Dan saat ini masuk keadaan darurat," kata Soeko.
Sayangnya, Pemkab Nganjuk melalui BPBD sampai Minggu malam18 September 2016 belum bisa memastikan kapan jadwal tercepat untuk bisa menerjunkan tim dropping air ke lokasi. Menurut Soekonjono, pihaknya pada Senin 19 September 2016 masih harus melakukan pembahasan teknis untuk persiapannya, meskipun anggaran diakui sudah siap. "Kami upayakan secepatnya," ucap Soeko.
Untuk diketahui, Dusun Sedang Gogor dan Jomblang hampir setiap tahun memang langganan krisis air bersih. Hal itu karena lokasinya yang berada di kawasan bukit gersang di pinggiran Kecamatan Lengkong, yang berbatasan dengan Desa Perning, Jatikalen. Sampai saat ini, belum ada upaya permanen Pemkab Nganjuk untuk mengatasi permasalahan tersebut, selain dropping air setiap datang musim kemarau.(ab)
(Panji Lanang Satriadin)
0 komentar:
Post a Comment