Fifi, ibunda Nikolas, bayi atresiani asal Dusun Kedunggnoyo Tritik mengatakan, kelainan yang diderita anaknya sudah ada sejak lahir. “Padahal dulu saat hamil ketika saya periksa ke bidan juga sehat dan tidak terjadi kelainan. Setelah melahirkan saya curiga beberapa hari kok tidak buang air besar setelah saya cek, teryata anak saya terlahir tanpa anus,” ujarnya.
Dia dan suaminya, Yuswanto, yang hanya bekerja sebagai buruh tebang kayu, sempat kebingungan karena tidak memiliki biaya untuk berobat atau operasi pembuatan anus bagi anaknya. “Buat makan saja sulit, apalagi buat operasi,” ungkap Fifi. Kini Fifi dan suaminya hanya bisa berdoa dan menanti harapan agar bayi kesayangan mereka itu bisa sembuh normal.
Fifi, ibunda Ahmad Yustisian saat menceritakan kondisi yang dialami putra keduanya kepada Ketua LPA Nganjuk Ita Triwibawati (matakamera.net) |
Puncaknya pada Jumat 23 September 2016, kondisi bayi Ahmad Yustisian dan Alfin akhirnya sampai ke telinga Bupati Nganjuk Taufiqurahman dan Ketua TP PKK Nganjuk Ita Triwibawati. Mereka pun seketika mendatangi rumah keduanya dengan membawa sejumlah tim dari Dinas Kesehatan, Lembaga Perlindungan Anak (LPA) dan direksi RSUD Nganjuk. “Setelah ini, anak ini harus segera mendapat pelayanan yang bagus. Saya sudah perintahkan Kepala Dinas Kesehatan beserta Direktur RSUD Nganjuk agar segera menangani. Seluruh biaya ditanggung pemerintah,” tegas Bupati Taufiqurrahman, saat mengunjungi rumah Ahmad Yustisian di Desa Tritik, Rejoso.
Sementara Ita Tri Wibawati yang juga Ketua LPA Nganjuk menambahkan, pihaknya akan mengawal dan mendampingi sampai proses kesembuhan total. Adapun untuk Amhad Yustisian, rencananya akan menjalani operasi pertama di RSUD Dr Soetomo Surabaya pada November 2016 mendatang. "Kami juga dorong pihak-pihak terkait untuk ikut membantu meringankan beban keluarga adik Alfin dan Yustisian," tukas Ita.(ab/adv)
(Panji LS)
0 komentar:
Post a Comment