Uniknya, seluruh peserta upacara mengenakan kain sarung yang merupakan ciri khas santri Indonesia. Tidak terkecuali pasukan pengebar bendera merah-putih. Begitu pula dengan para tamu undangan, termasuk Bupati Nganjuk Taufiqurrahman yang bertindak sebagai Inspektur Upacara. Maka tampaklah pemandangan unik di area Lapangan GOR Bung Karno pagi itu, yang dipenuhi oleh lautan santri Nganjuk bersarung.
Hadir pula dalam upacara tersebut Ketua Syuriah Nahdlatul Ulama (NU) Nganjuk KH Ali Mustofa Said, Ketua Tanfidz NU Nganjuk KH Bishri Hisyam. Tampak pula Wakil Bupati Nganjuk KH Abdul Wachid Badrus, Kapolres Nganjuk AKBP Joko Sadono, Dandim 0810/Nganjuk Letkol Infanteri Akatoto, Ketua DPRD Nganjuk Puji Santoso dan jajaran muspida, serta para pejabat, pimpinan organisasi dan tokoh Muslim berbagai lapisan se-Kabupaten Nganjuk. "Hari ini Keluarga Besar Nahdlatul Ulama dan seluruh rakyat Indonesia memperingati sebuah peristiwa yang sangat penting, untuk mengenang jasa para ulama dan kaum santri dalam mempertahankan kemerdekaan Negara Republik Indonesia dari rongrongan penjajah," ujar Bupati Taufiq dalam amanatnya.
Bupati dan jajaran Muspida Kabupaten Nganjuk saat pemberian hadiah lomba Hari Santri Nasioabl 2016 (matakamera.net/istimewa) |
Bupati menjabarkan, bahwa wujud penghormatan dan pengakuan negara atas jasa serta peran para ulama dan kaum santri ini termaktub dalam keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2016 tentang Hari Santri. Usai upacara, acara dirangkai dengan penyerahan bantuan dan hadiah lomba-lomba, serta penyerahaan sembako dalam rangka bakti sosial Hut ke 71 Proklamasi Kemerdekaan RI dan hari Santri Nasional 2016.(ab/adv)
0 komentar:
Post a Comment