Salah satu dump truk penuh muatan tanah uruk yang dihadang warga di Jalan Dusun Pilangbango, Desa Girirejo, Kecamatan Bagor, Nganjuk, 16 November 2016 (matakamera.net/foto:istimewa) |
Kekesalan warga ditunjukkan dengan memblokir akses jalan dusun seteempat menuju Dusun Bedug, Desa Sonopatik, Kecamatan Berbek, yang biasa dilewati truk galian. "Kami tidak terima jalan usak gara-gara mereka," ujar Suwardi, 51, salah satu warga setempat yang ikut aksi pemblokiran.
Selain itu, lalu-lalang dump truk juga telah membuat tidak nyaman warga sekitar. Antara lain, karena debunya berterbangan kemana-mana dan menyebabkan polusi. "Jalannya sempit, terus truk papasan juga. Padahal disana ada sekolah," imbuh Suwardi.
Selain menghadang truk dengan portal, warga yang berkumpul di pintu masuk jalan kampung setempat juga menarik uang Rp 3 ribu per truk untuk bisa melintasi portal, yang disebut Suwardi sebagai uang kompensasi atas berbagai gangguan yang dialami warga."Banyangkan dalam satu hari bisa sampai 300 truk yang lewat," aku Suwardi.
Terpisah, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Nganjuk Suhariyono yang mendatangi lokasi siang kemarin mengatakan, masyarakat tidak dibenarkan melakukan tarikan uang tersebut karena termasuk kategori pungutan liar (pungli). "Kami tawarkan dua solusi, yang pertama permintaan ditutup dengan aturan desa. Kedua, mengajukan permohonan pengumpulan dana ke Bupati," kata Suhariyono.(ab)
(Panji Lanang Satriadin)
0 komentar:
Post a Comment