Belakangan garis tebing sungai yang tergerus semakin melebar, hingga nyaris menyentuh pondasi sebuah masjid kecil atau musola milik warga. Pihak desa pun kemudian meminta bantuan Pemkab Nganjuk untuk secepatnya dilakukan perbaikan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nganjuk Soekonjono mengatakan, laporan peristiwa banjir di sungai Dusun Bingungan itu bersamaan datangnya dengan peristiwa banjir di wilayah Ngluyu, Gondang dan Lengkong. Longsor tanggul sepanjang 40 meter dengan kedalaman 5 meter terjadi sekitar pukul 20.30 malam, didahului dengan meluapnya sungai setempat yang merupakan cabang Sungai Widas, hingga setinggi 1 meter. “Di sekitar lokasi ada bangunan untuk kandang sapi, rumah warga dan masjid,” kata Soeko.
Awalnya, ketika longsor tanggul terjadi, warga dan relawan hanya melihat bangunan kandang sapi dan plengsengan semen yang ambrol dan ikut hanyut terseret banjir. Namun setelah dilakukan pengecekan ulang oleh tim gabungan pada Sabtu pagi 26 November 2016, diketahui garis bekas longsoran sudah menyentuh salah satu sudut pondasi bangunan masjid. “Posisinya menjadi rawan, apalagi kalau sampai terjadi banjir susulan,” imbuh Soekonjono.
Sebelum terlambat, pemerintah desa setempat buru-buru mengirimkan laporan kejadiannya kepada Pemkab Nganjuk agar segera dilakukan langkah antisipasi. Soekonjono sendiri mendapat informasi, bahwa Senin 28 November 2016 surat tersebut telah dikirim kepada Bupati Nganjuk dan satker terkait. Upaya perbaikan disebutnya akan dilakukan secepatnya dengan menunggu instruksi lebih lanjut dari sang bupati.(ab)
(Panji Lanang Satriadin)
0 komentar:
Post a Comment