Tak berselang lama, jenazah langsung dimakamkan secara militer di Taman Makam Pahlawan Yudha Pralaya, Dusun Bedingin, Desa Sukorejo, Kecamatan Loceret, sekitar pukul 08.00 WIB.
Almarhum Lettu Pnb Hanggo Fitradhi merupakan salah satu korban dalam insiden jatuhnya pesawat C-130HS Hercules Skuadron Udara 32 TNI AU di Gunung Lisuwa Distrik Minimo, Kabupaten Jayawijaya, Papua, pada Minggu pagi 18 Desember 2016.
Komandan Wing Udara III Pangkalan Udara Utama TNI AU Iswahyudi, Kolonel Penerbang Irwan Pramuda mengungkapkan, Lettu Hanggo Fitradhi semasa hidupnya adalah seorang prajurit yang baik dan berbakti pada negara serta bangsa. “Penerbang yang baik dan gugur pun dalam melaksanakan tugas negara untuk dukungan logistik di tanah Papua," ujar Irwan, di sela upacara pemakaman di TMP Yudha Pralaya Loceret Nganjuk.
Sang Komandan mengaku sangat kehilangan sosok Hanggo Fitradhi. Prajurit lulusan Akademi Angkat Udara (AAU) 2009 itu adalah salah seorang putra terbaik. Disinggung tentang kenaikan pangkat almarhum, Irwan menyebut pihaknya akan menyerahkan sepenuhnya kepada Markas Besar TNI AU.
Sementara itu, Lies Handoyo, paman almarhum mengaku awalnya terkejut mendengar musibah yang terjadi pada kemenakannya tersebut. Ia sempat bertemu dua pekan lalu saat dirinya berkunjung ke rumah ayah almarhum. "Saya bertemu terakhir dua pekan lalu saat dia pulang ke rumah bapaknya. Saat itu, kami sempat mengobrol ringan dan menurut saya sebagai paman, dia adalah anak yang berbakti pada orangtua dan teguh menjalankan ibadah," katanya.
Bagi Lies, Almarhum juga sosok yang selalu taat pada perintah dan tugas dari atasan. Bahkan, kepergiannya pun dalam melaksanakan tugas ke Papua, diyakini keluarga sebagai bentuk darma bakti pada nusa dan bangsa."Kami ikhlas. Semoga apa yang diperbuat senantiasa mendapatkan catatan amalan terbaik oleh Allah," harapnya.
Sementara Ayah kandung Hanggo, Budi Waspodo, tampak terpukul melihat jenazah anaknya, begitu juga dengan ibundanya, Tutik Hariati, dan Rika Retnaningtyas, istri Lettu Hanggo. Sebelum diberangkatkan ke TMP, jenazah diberangkatkan dengan upacara kemiliteran. Jenazah dibawa dengan ambulans ke TMP, dengan iring-iringan mobil dari prajurit TNI, kerabat maupun seluruh pentakziah.
Pemakaman almarhum pun dilakukan secara resmi dengan upacara pemakaman kemiliteran. Keluarga tidak kuasa menahan sedih, ketika jenazah mulai diturunkan ke liang lahat, bahkan ayah almarhum sempat dibawa kembali ke ambulans karena tidak kuasa melihat putra sulung kebanggaannya kini telah tiada.(ab)
(Panji Lanang Satriadin)
0 komentar:
Post a Comment