Minggu, 22 Januari 2017
matakamera, Nganjuk - Setidaknya tiga wilayah kecamatan di zona selatan Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur diterjang banjir bandang pada Minggu sore 22 Januari 2017. Air bah yang berasal dari luapan sungai Kuncir Sawahan dan Sungai Bajulan Loceret itu, merembet ke sungai-sungai kecil lainnya.
Dampak yang ditimbulkan, ratusan rumah penduduk yang tersebar di beberapa desa terendam dengan ketinggian bervariasi, antara 60 sentimeter sampai 1 meter. Banjir juga merendam berhektare-hektare sawah, menjebol tanggul sungai, hingga menewaskan seorang pria yang sedang menyeberang aliran Sungai Kuncir, usai menggarap sawah di Dusun Beran, Desa Kebonagung, Kecamatan Sawahan.
Data sementara sampai Minggu malam sekitar pukul 20.00 WIB, beberapa lokasi yang dilanda banjir antara lain Desa Patihan Loceret, Desa Batembat, Banaran, Kecubung dan Jetis Pace, serta Desa Kapas Sukomoro. Salah satu titik banjir terparah ada di Desa Patihan Loceret, di mana rumah warga terendam dengan ketinggian mencapai 1 meter.
Tim SAR gabungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Taruna Siaga Bencana (Tagana), TNI, polisi, dan unit relawan bencana lainnya di Kabupaten Nganjuk langsung terjun ke lokasi-lokasi banjir. Warga yang tinggal di dekat aliran sungai yang meluap sempat dievakuasi agar tidak timbul korban.
Menurut keterangan sementara Kepala BPBD Nganjuk Soekonjono, sebelum terjadi banjir turun hujan deras sejak pukul 14.00 WIB. Puncaknya, air bah naik ke jalan raya hingga masuk ke rumah-rumah warga mulai pukul 17.00 WIB. "Banjir ini terjadi karena luapan air sungai," ujar Soekonjono pukul 21.00 WIB.
Relawan BPBD Nganjuk Ektavianto menambahkan, seluruh tim relawan masih bersiaga sampai larut malam mengingat sungai-sungai dalam keadaan meluap. Bahkan di beberapa titik, seperti di Desa Kapas Sukomoro, tanggul sungai jebol selebar 3x4 meter, sehingga beberapa rumah warga di sekitarnya terendam.
Sedangkan Agus Wiyanto, relawan Tagana Nganjuk menjelaskan bahwa banjir sungai bermula dari hujan deras di kawasan hutan Gunung Wilis sejak pukul 11.00 siang. Air yang menumpuk dari kawasan pegunungan lalu turun dan meluber ke sungai-sungai alirannya. Agus membenarkan bahwa dampaknya sudah meluas sampai ke tiga kecamatan. “Di Desa Patihan Loceret ini salah satu yang paling parah,” ujar Agus dari lokasi kejadian, sekitar pukul 19.30 WIB. Sampai lewat tengah malam, warga masih berjaga-jaga di luar rumah.
Sementara itu, Kapolsek Sawahan AKP Mulyanto menjelaskan, satu orang korban meninggal akibat terseret arus sungai banjir bernama Danimin, 40 tahun, asal Dusun Jatitunggal, Desa Kepel, Ngetos.
Kronologinya, Danimin bersama teman sekampungnya menggarap sawah di Dusun Beran sejak siang. Menjelang sore sekitar pukul 15.00 WIB, dia bermaksud pulang dengan menyeberangi sungai di sekitar lokasi, yang merupakan aliran Sungai Kuncir dari Gunung Wilis. “Saat menyeberang sungai itulah, banjir tiba-tiba datang dan menyeret tubuh korban,” urai Mulyanto.
Sempat hanyut beberapa meter, tubuh Danimin lalu tersangkut batu dan akhirnya ditemukan dalam keadaan tak bernyawa oleh Andri, 22, salah satu warga Dusun Beran.”Keluarga korban sudah ikhlas menerima, dan saat ini (jenazah Danimin) sudah kami pulangkan untuk dimakamkan,” pungkas kapolsek.(ab)
Editor : Panji Lanang Satriadin
matakamera, Nganjuk - Setidaknya tiga wilayah kecamatan di zona selatan Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur diterjang banjir bandang pada Minggu sore 22 Januari 2017. Air bah yang berasal dari luapan sungai Kuncir Sawahan dan Sungai Bajulan Loceret itu, merembet ke sungai-sungai kecil lainnya.
Dampak yang ditimbulkan, ratusan rumah penduduk yang tersebar di beberapa desa terendam dengan ketinggian bervariasi, antara 60 sentimeter sampai 1 meter. Banjir juga merendam berhektare-hektare sawah, menjebol tanggul sungai, hingga menewaskan seorang pria yang sedang menyeberang aliran Sungai Kuncir, usai menggarap sawah di Dusun Beran, Desa Kebonagung, Kecamatan Sawahan.
Data sementara sampai Minggu malam sekitar pukul 20.00 WIB, beberapa lokasi yang dilanda banjir antara lain Desa Patihan Loceret, Desa Batembat, Banaran, Kecubung dan Jetis Pace, serta Desa Kapas Sukomoro. Salah satu titik banjir terparah ada di Desa Patihan Loceret, di mana rumah warga terendam dengan ketinggian mencapai 1 meter.
Relawan BPBD dan TNI memantau detik-detik luapan air Kali Bodor, di Desa Banaran Pace (matakamera/foto:bpbd) |
Menurut keterangan sementara Kepala BPBD Nganjuk Soekonjono, sebelum terjadi banjir turun hujan deras sejak pukul 14.00 WIB. Puncaknya, air bah naik ke jalan raya hingga masuk ke rumah-rumah warga mulai pukul 17.00 WIB. "Banjir ini terjadi karena luapan air sungai," ujar Soekonjono pukul 21.00 WIB.
Relawan BPBD Nganjuk Ektavianto menambahkan, seluruh tim relawan masih bersiaga sampai larut malam mengingat sungai-sungai dalam keadaan meluap. Bahkan di beberapa titik, seperti di Desa Kapas Sukomoro, tanggul sungai jebol selebar 3x4 meter, sehingga beberapa rumah warga di sekitarnya terendam.
Sedangkan Agus Wiyanto, relawan Tagana Nganjuk menjelaskan bahwa banjir sungai bermula dari hujan deras di kawasan hutan Gunung Wilis sejak pukul 11.00 siang. Air yang menumpuk dari kawasan pegunungan lalu turun dan meluber ke sungai-sungai alirannya. Agus membenarkan bahwa dampaknya sudah meluas sampai ke tiga kecamatan. “Di Desa Patihan Loceret ini salah satu yang paling parah,” ujar Agus dari lokasi kejadian, sekitar pukul 19.30 WIB. Sampai lewat tengah malam, warga masih berjaga-jaga di luar rumah.
Jenazah Danimin, 40, korban terseret arus banjir di Dusun Beran, Kebonagung, Sawahan, dievakuasi warga pada Minggu sore sekitar pukul 16.30 WIB (matakamera/foto:bpbd) |
Kronologinya, Danimin bersama teman sekampungnya menggarap sawah di Dusun Beran sejak siang. Menjelang sore sekitar pukul 15.00 WIB, dia bermaksud pulang dengan menyeberangi sungai di sekitar lokasi, yang merupakan aliran Sungai Kuncir dari Gunung Wilis. “Saat menyeberang sungai itulah, banjir tiba-tiba datang dan menyeret tubuh korban,” urai Mulyanto.
Sempat hanyut beberapa meter, tubuh Danimin lalu tersangkut batu dan akhirnya ditemukan dalam keadaan tak bernyawa oleh Andri, 22, salah satu warga Dusun Beran.”Keluarga korban sudah ikhlas menerima, dan saat ini (jenazah Danimin) sudah kami pulangkan untuk dimakamkan,” pungkas kapolsek.(ab)
Editor : Panji Lanang Satriadin
0 komentar:
Post a Comment