Suasana aksi demonstrasi massa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Nganjuk, di depan kompleks gedung DPRD Nganjuk, Jumat siang 13 Januari 2017 (matakamera/foto:ari) |
Aksi dimulai sejak pukul 09.00 WIB, diawali dengan longmarch massa dari Alun-Alun Nganjuk menuju gedung DPRD Nganjuk. Mereka membawa sejumlah poster kecaman dan berorasi meminta pemerintah memperhatikan nasib rakyat yang terbelit kenaikan harga sejumlah kebutuhan dasar. Selain itu, juga mendesak KPK segera memenjarakan Bupati Taufiq yang sudah ditetapkan sebagai tersangka korupsi sejak sebulan lalu.
“Kami meminta Presiden Jokowi menurunkan tarif dasar listrik dan mengembalikan subsidi listrik non bisnis, lalu mencabut PP 60 tahun 2016 tentang jenis dan tariff BNPB dan STNK,” ujar Hanif AG koordinator aksi.
Di tengah demo, sempat terjadi kericuhan saat massa berniat membakar replika keranda mayat di halaman DPRD, namun dilarang polisi yang berjaga-jaga.
Ketegangan baru reda ketika sejumlah anggota DPRD memberi kesemaptan perwakilan massa untuk berdialog. Wakil Ketua DPRD Nganjuk Jianto mengatakan, tuntutan para mahasiswa akan segera disalurkan kepada pihak-pihak terkait. Sedangkan soal kasus korupsi bupati, pihaknya masih menyerahkan sepenuhnya penegak hukum, dalam hal ini KPK. “Urusan penangkapan dan penahanan tersangka itu sepenuhnya wilayah penegak hukum,’’ ujar Jianto. Massa akhirnya membubarkan diri menjelang waktu Solat Jumat, setelah menterahkan surat tuntutan mereka kepada pimpinan DPRD.(ab)
(Panji LS)
0 komentar:
Post a Comment