by Panji Lanang Satriadin
matakamera, Nganjuk – Selama bertahun-tahun, puluhan kepala keluarga (KK) yang tinggal di Dusun Watudakon, Desa Ngadiboyo, Kecamatan Rejoso, tidak bisa menikmati fasilitas listrik dari PLN. Salah satunya, karena kendala lahan tempat mereka tinggal yang statusnya milik Perum Perhutani KPH Nganjuk.
Melihat kondisi tersebut, anggota DPR-RI Dapil VIII Jawa Timur Sareh Wiyono turun tangan. Dimulai dengan mendatangi kampung setempat dan berdialog dengan warga, pada masa reses Maret 2017 lalu. Mereka semua ternyata sudah lama berharap bisa mendapatkan hak listrik dan sanggup membayar iurannya. “Solusinya koordinasi dan komunikasi dengan pihak-pihak terkait,” kata politisi dan mantan pejabat kehakiman asal Sukomoro, Nganjuk ini.
Berikutnya, pada Kamis 11 Mei 2017, dalam masa reses Mei 2017, Sareh Wiyono menindaklanjuti dengan melakukan kunjungan kerja ke kantor UPJ PLN Nganjuk dan Kantor Perhutani KPH Nganjuk. Sareh berdialog langsung dengan pimpinan kedua instansi BUMN tersebut. “Hasilnya Alhamdulillah, PLN dan Perhutani sepakat dan menyetujui rekomendasi kami selaku anggota DPR-RI,” kata Sareh.
Sareh merekomendasikan, untuk sesegera mungkin dilakukan pemasangan aliran listrik di Dusun Watudakon. “Agar warga Watudakon bisa menikmati aliran listrik di rumah-rumah mereka, karena sudah lama diidam-idamkan,” ujar Sareh.
Kunker Reses, Sareh Wiyono Serap Aspirasi Warga Pedesaan
Sementara itu, masa reses Mei 2017 juga dimanfaatkan Sareh Wiyono untuk berkeliling dari desa ke desa di Kabupaten Nganjuk, untuk menyerap aspirasi konstituen.
Sareh menjelaskan, kunjungan kerja dengan cara turun ke basis konstituen selain sebagai amanah konstitusi sebagai wakil rakyat, juga sebagai langkah nyata anggota DPR menyerap aspirasi untuk diperjuangkan di parlemen. “Ini salah satu momentum untuk bersingggungan secara dekat dengan dapil atau basis konstituen,” kata Sareh.
Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 8-16 Mei 2017, di Dapil Jawa Timur VIII meliputi Kabupaten Nganjuk, Kabupaten dan Kota Madiun, Kabupaten-Kota Mojokerto dan Kabupaten Jombang, dalam bentuk kunjungan dan dialog terbuka dengan masyarakat di 15 titik lokasi. Contohnya saat bersilaturahmi dengan warga Dusun Bendungan, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, 8 Mei 2017.
Di Kabupaten Nganjuk, Sareh antara lain mengunjungi dan berdialog dengan warga Desa Kepel, Kecamatan Ngetos pada 9 Mei 2017. Kunjungan dibagi dalam lima sesi, yang diisi dengan kegaitan dialog dan pemberian santunan untuk warga tidak mampu.
Kegiatan serupa juga dilakukan di Desa Ngrami, Kecamatan Sukomoro, Nganjuk, pada 13 Mei 2017. Agendanya antara lain silaturahmi degan kelompok tani dan meninjau kegiatan UKM di Dusun Bagor, Desa Ngrami.
Berikutnya, pada 10 dan 12 Mei 2017, Sareh juga mengadakan pertemuan dengan sejumlah elemen masyarakat di Rumah Aspirasi Jalan Mastrip, Nganjuk. Salah satunya adalah komunitas seni jaranan Kabupaten Nganjuk.
Sareh menyerap berbagai aspirasi selama kunkernya di Kabupaten Nganjuk. Salah satunya terkait kebencanaan. Rinciannya, Pemerintah melalui BNPB atau BPBD Nganjuk harus lebih serius lagi dalam melakukan Mitigasi Tanah Longsor di wilayah Nganjuk, beberapa tahapan mitigasi yang harus dilakukan antara lain pemetaan, pemeriksaan, pemantauan, sosialisasi, dan pemeriksaan bencana longsor.”Khususnya sebagai evaluasi, setelah kejadian longsor di Desa Kepel, Kecamatan Ngetos yang menelan korban jiwa,” pungkas Sareh.(ab/ads/2017)
matakamera, Nganjuk – Selama bertahun-tahun, puluhan kepala keluarga (KK) yang tinggal di Dusun Watudakon, Desa Ngadiboyo, Kecamatan Rejoso, tidak bisa menikmati fasilitas listrik dari PLN. Salah satunya, karena kendala lahan tempat mereka tinggal yang statusnya milik Perum Perhutani KPH Nganjuk.
Melihat kondisi tersebut, anggota DPR-RI Dapil VIII Jawa Timur Sareh Wiyono turun tangan. Dimulai dengan mendatangi kampung setempat dan berdialog dengan warga, pada masa reses Maret 2017 lalu. Mereka semua ternyata sudah lama berharap bisa mendapatkan hak listrik dan sanggup membayar iurannya. “Solusinya koordinasi dan komunikasi dengan pihak-pihak terkait,” kata politisi dan mantan pejabat kehakiman asal Sukomoro, Nganjuk ini.
Sareh Wiyono berfoto bersama pejabat PLN dan Perhutani Nganjuk, usai berdiskusi soal listrik Dusun Watudakon, 11 Mei 2017 (matakamera/ist) |
Sareh merekomendasikan, untuk sesegera mungkin dilakukan pemasangan aliran listrik di Dusun Watudakon. “Agar warga Watudakon bisa menikmati aliran listrik di rumah-rumah mereka, karena sudah lama diidam-idamkan,” ujar Sareh.
Kunker Reses, Sareh Wiyono Serap Aspirasi Warga Pedesaan
Sementara itu, masa reses Mei 2017 juga dimanfaatkan Sareh Wiyono untuk berkeliling dari desa ke desa di Kabupaten Nganjuk, untuk menyerap aspirasi konstituen.
Sareh menjelaskan, kunjungan kerja dengan cara turun ke basis konstituen selain sebagai amanah konstitusi sebagai wakil rakyat, juga sebagai langkah nyata anggota DPR menyerap aspirasi untuk diperjuangkan di parlemen. “Ini salah satu momentum untuk bersingggungan secara dekat dengan dapil atau basis konstituen,” kata Sareh.
Anggota DPR-RI Sareh Wiyono saat bersilaturahmi dengan masyarakat Poktan Dusun Bagor, Desa Ngrami, Kecamatan Sukomoro, 13 Mei 2017 (matakamera/ist) |
Di Kabupaten Nganjuk, Sareh antara lain mengunjungi dan berdialog dengan warga Desa Kepel, Kecamatan Ngetos pada 9 Mei 2017. Kunjungan dibagi dalam lima sesi, yang diisi dengan kegaitan dialog dan pemberian santunan untuk warga tidak mampu.
Kegiatan serupa juga dilakukan di Desa Ngrami, Kecamatan Sukomoro, Nganjuk, pada 13 Mei 2017. Agendanya antara lain silaturahmi degan kelompok tani dan meninjau kegiatan UKM di Dusun Bagor, Desa Ngrami.
Sareh Wiyono bersama komunitas seni jaranan Kabupaten Nganjuk, dalam silaturahmi dan dialog di Rumah Aspirasi Jalan Mastrip Nganjuk, 10 Mei 2017 (matakamera/ist) |
Sareh menyerap berbagai aspirasi selama kunkernya di Kabupaten Nganjuk. Salah satunya terkait kebencanaan. Rinciannya, Pemerintah melalui BNPB atau BPBD Nganjuk harus lebih serius lagi dalam melakukan Mitigasi Tanah Longsor di wilayah Nganjuk, beberapa tahapan mitigasi yang harus dilakukan antara lain pemetaan, pemeriksaan, pemantauan, sosialisasi, dan pemeriksaan bencana longsor.”Khususnya sebagai evaluasi, setelah kejadian longsor di Desa Kepel, Kecamatan Ngetos yang menelan korban jiwa,” pungkas Sareh.(ab/ads/2017)
0 komentar:
Post a Comment