Ratusan massa gabungan Banser, Ansor, PMII, hingga GMNI memadati ruas jalan di depan Gedung ICG Nganjuk, Ahad pagi 7 Mei 2017 (matakamera/foto : Panji LS) |
by Panji Lanang Satriadin
matakamera, Nganjuk - Gelombang protes terhadap ormas yang dianggap radikal dan anti-Pancasila merembet ke Kabupaten Nganjuk. Ahad pagi 7 Mei 2017, ratusan massa dari unsur badan otonom (banom) dan sayap Nahdlatul Ulama (NU), hingga organisasi mahasiswa melakukan aksi besar-besaran di kawasan selatan Alun-Alun Nganjuk.
Konsentrasi massa sudah tampak sejak pukul 07.00 WIB, ketika lokasi setempat dipadati masyarakat pengunjung car free day (CFD). Massa aksi sengaja berkumpul di depan Kantor PCNU Nganjuk, di selatan Alun-Alun, karena berencana demonstrasi di depan Islamic Center Gontor (ICG) Nganjuk, yang hanya berjarak sekitar 100 meter.
Di ICG sedang berlangsung pengajian rutin Ahad Pagi, dengan penceramah Muhammad Arifin Badri, Rektor Sekolah Tinggi Dirosah Islamiyyah (STDI) Jember. "Kami ingin klarifikasi, karena ada informasi bahwa pengajian di sini (ICG Nganjuk) sering mendatangkan penceramah yang provokatif, contohnya Felix Siauw," kata Gus Halim Al Farobi, salah satu koordinator aksi dari Pondok Pesantren Mojosari Nganjuk.
Pukul 07.30 WIB, jumlah massa yang berkumpul semakin banyak. Aparat kepolisian yang bersiaga lalu melakukan langkah-langkah antisipasi. Salah satunya dengan menyudahi lebih awal acara car free day, sehingga ribuan masyarakat umum yang berolahraga tak sampai kena imbas aksi. Di waktu yang sama, acara pengajian Ahad Pagi di ICG Nganjuk ternyata juga sudah selesai.
Massa awalnya berkumpul di depan Kantor PCNU Nganjuk, di sisi selatan Alun-Alun Nganjuk (matakamera/ist) |
Sekitar pukul 08.00 WIB, massa yang terdiri dari Ansor NU, Banser NU, PMII hingga GMNI itu lalu bergerak menuju gerbang ICG Nganjuk. "NKRI harga mati! Kami akan melakukan perlawanan terhadap kelompok manapun yang anti-Pancasila," teriak Arif Mustofa, koordinator peserta aksi dari unsur GMNI.
Saat itu di lokasi sudah tidak ada jamaah pengajian. Sejumlah perwakilan massa aksi antara lain Gus Halim Mojosari, Gus Mujib Hakim dari Ponpes Misbahul Islam Bagor, Gus Sokib dan Gus Rifai dari Banser NU lalu masuk ke gedung ICG Nganjuk. Mereka ditemui perwakilan ICG Nganjuk antara lain Ustadz Mukhlas Firmansyah, didampingi Ustadz Sukpandiar selaku kuasa hukum.
Pertemuan diwarnai dialog panjang dan saling lempar argumentasi. Pihak ICG Nganjuk diwakili Ustadz Mukhlas juga menjawab, bahwa kegiatan pengajian Ahad Pagi tidak seperti yang dituduhkan di luar.
Satu jam kemudian, kedua pihak membuat kesepakatan yang dituangkan dalam surat pernyataan bermaterai. Isinya, pernyataan kesetiaan kepada NKRI, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, UUD 45, serta selalu menjaga persatuan dan kesatuan. Lalu, kedua pihak juga tidak akan mengadakan kegiatan yang bersifat provokatif, radikal dan meresahkan masyarakat. Serta, bersinergi menolak faham khilafah di Indonesia. (ab/hs/2017)
Apa Itu Khilafah? Klik di Sini : Arti Khilafah
Lihat Profil Redaksi MATAKAMERA.NET
0 komentar:
Post a Comment