Unggul di Survei Belum Tentu Menang Pilbup Nganjuk, Ini Sebabnya ...

nganjuk
Ketua Tim Verifikasi Bacabup-Bacawabup DPC PDIP Nganjuk KRT Nurwadi RH, dan Ketua Tim Penjaringan Bacabup-Bacawabup DPD Golkar Nganjuk Firman Adi (matakamera/dok)
Sabtu 22 Juli 2017 |
by Panji Lanang Satriadin

matakamera, Nganjuk - Pakar politik Universitas Brawijaya Malang, Ahmad Hasan Ubaid S.IP M.IP menilai, semua serbamungkin dalam politik. Karena itu, meski secara elektabilitas (tingkat keterpilihan) seorang calon tinggi berdasarkan survei, bukan berarti jaminan 100 persen dia menang di pilkada.

Dalam konteks Pilbup Nganjuk 2018, figur yang saat ini masih rendah elektabilitasnya berdasarkan survei,  bukan berarti bisa kalah saat pemilihan mendatang. Sebaliknya, sosok tersebut bisa menjadi kuda hitam.

”Masyarakat menyukai pemimpin yang blusukan ke masyarakat. Kalau calon ini intens melakukannya, ya bisa mengalahkan yang elektabilitasnya tinggi,” kata alumnus Unair Surabaya ini.

Menurut Hasan, parpol saat ini cenderung mengeluarkan rekomendasi kepada calon yang memang berpotensi meraih suara banyak. Yakni, dari sepak terjang dan cara bertempur di lapangan yang benar-benar mengena, bukan sekadar survei di atas kertas. “Sosok kuda hitam ini bisa dari figur internal parpol maupun dari luar,” ujar Hasan.

Diberitakan sebelumnya, beberapa parpol besar di Kabupaten Nganjuk sudah mulai menjaring figur bacabup-bacawabup pertengahan tahun ini.

PDIP misalnya. Usai menerima pendaftaran delapan kandidat bacabup-bacawabup Nganjuk, 1- 30 Juni 2017 lalu, saat ini partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu tengah melakukan survei popularitas dan elektabilitas kandidat. Ini disebut sebagai salah satu acuan turunnya rekom. “Ada 13 lembaga survei resmi yang diterjunkan DPP,” ujar KRT Nurwadi RH, Ketua Tim Verifikasi Bacabup-Bacawabup DPC PDIP Nganjuk.

Dari kader internal PDIP ada dua nama yang mendaftar, yakni Abdul Wachid Badrus dan Marhaen Djumadi. Sedangkan dari luar kader ada Ita Triwibawati, Pringgo Digdo Jati, Desy Natalia Widya, Agus Supriyo, Novi Rahman Hidayat dan Nyono Djoyo Astro.

Partai Golkar menyusul melakukan penjaringan bacabup-bacawabup pada 10 - 15 Juli 2017. Ada lima nama yang mendaftar, antara lain Mohammad Suryo Alam, sebagai satu-satunya figur dari kader sendiri, lalu Ita Triwibawati, Nyono Djoyo Astro, Agus Supriyo dan Sutrisno. Belakangan Nyono dikabarkan menarik diri dari partai beringin.

Ketua tim penjaringan bacabup-bacawabup DPD Golkar Nganjuk Firman Adi mengungkapkan, saat ini sedang dilakukan tahap verifikasi para kandidat, untuk kemudian diserahkan kepada DPD Golkar Jawa Timur dan DPP.

Dalam prosesnya sampai turun rekom dari DPP, Firman juga mengisyaratkan akan dilakukan survei popularitas dan elektabilitas masing-masing kandidat.(ds/ab/2017)


Share on Google Plus

About matakamera.net

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment

Comments System