Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memegang peran kunci dalam menentukan calon yang akan diusung di Pilkada Nganjuk, bahkan sampai tahap pendaftaran di KPU nanti (matakamera/ist) |
by Panji Lanang Satriadin
matakamera, Nganjuk – Posisi Partai Gerindra tak kalah strategis dibandingkan PDIP, dalam pertarungan Pilkada Bupati-Wakil Bupati Nganjuk 2018. Mereka punya modal 7 kursi di DPRD Nganjuk, atau terbanyak kedua setelah PDIP yang memiliki 11 kursi.
Meskipun belum membuka penjaringan bacabup-bacawabup seperti PDIP dan Golkar, DPC Gerindra Nganjuk saat ini mengklaim telah melakukan komunikasi intensif dengan sejumlah figur. Nama-nama itu disebut memungkinkan untuk diusung, baik sebagai calon bupati maupun calon wakil bupati.
Ketua DPC Partai Gerindra Nganjuk Sukarno mengatakan, komunikasi menjelang Pilbup Nganjuk sudah dibangun antara lain dengan mantan Bupati Nganjuk Siti Nurhayati (Bu Hanung), Anggota DPR-RI Mohammad Suryo Alam, istri Bupati Nganjuk Ita Triwibawati, hingga figur muda Desy Natalia Widya. “Dan beberapa nama lain. Kami buka komunikasi seluas-luasnya,” ujar Sukarno, saat dikonfirmasi Ahad 6 Agustus 2017.
Selain figur non kader, Sukarno menyebut pihaknya juga intens berkomunikasi dengan sosok dari kalangan kader sendiri, seperti Bimantoro Wiyono, putra Anggota DPR-RI Fraksi Gerindra Sareh Wiyono. Sukarno mengamati, Bimantoro mulai digadang-gadang pendukungnya untuk maju dalam Pilbup Nganjuk. “Lalu, di DPD (Gerindra Jatim) juga ada Pak Imam Makruf, kami juga komunikasi,” imbuhnya.
Lalu, siapa yang paling berpeluang untuk diusung sebagai calon dari Partai Gerindra? Sukarno mengaku belum bisa menjawab, karena menunggu instruksi dan keputusan dari DPP. Termasuk, apakah partainya nanti perlu membuka pendaftaran atau tidak. “Ada mekanisme tersendiri di partai kami,” urai Sukarno.
Salah satunya yang spesifik, lanjut Sukarno, adalah peran kunci dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Selain akan menentukan siapa sosok kandidat bacabup-bacawabup yang bakal mendapat rekomendasi, Prabowo disebutnya juga akan terlibat sampai pada proses di KPU. “Nanti, saat mendaftarkan calon di KPU, tandatangannya langsung Ketum (Prabowo Subianto) dan Sekjen (Ahmad Muzani), bukan DPC,” jelas Sukarno.
Bagaimana soal koalisi?
Sukarno menyebut pihaknya juga membuka komunikasi dengan beberapa parpol. Saat ini yang sudah terjalin dengan PKS Nganjuk, seirama dengan koalisi yang sudah terjalin di pusat. Namun demi memenuhi syarat minimal 9 kursi DPRD untuk mengusung pasangan calon, pihaknya tetap akan membuka koalisi dengan beberapa parpol lain di Nganjuk.
“Koalisi di daerah bisa berbeda dengan pusat. Tapi kami juga menunggu proses dan peta koalisi Pilgub Jatim nanti, karena mungkin saja terkait dengan Pilbup Nganjuk,” pungkas Sukarno.(ds/ab/2017)
0 komentar:
Post a Comment