Mulai Oktober sampai Desember 2017 nanti, kawasan wisata Air Terjun Sedudo ditutup sementara karena proyek revitalisasi Sedudo dengan nilai anggaran Rp 11,639 milyar (matakamera/foto : Ari Kenthink) |
by Panji Lanang Satriadin
matakamera, Nganjuk – Sudah sebulan terakhir, kawasan wisata Air Terjun Sedudo di lereng Gunung Wilis, Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, ditutup untuk umum. Ini karena Pemkab Nganjuk sedang mengerjakan proyek fisik di lokasi setempat, untuk peremajaan dan mempercantik wisata andalan Kabupaten Nganjuk tersebut.
Proyek bernama Revitalisasi Sedudo itu digarap oleh PT Tangga Batu Jaya Abadi, dengan biaya APBD senilai Rp 11, 639 milyar.
Kondisi pembangunan fisik di area sekitar kolam di bawah air terjun Sedudo (matakamera/foto : Jamin Prasojo) |
Targetnya, proyek bisa selesai pada 20 Desember 2017, sehingga Sedudo bisa dibuka lagi pada perayaaan tahun baru 2018.
Bagaimana perkembangan proyeknya sampai saat ini?
Pada Kamis 2 November 2017, tim Komisi III DPRD Nganjuk sengaja mendatangi lokasi, untuk mengintip sejauh mana poyek fisik berjalan.
Ketua Komisi III DPRD Nganjuk Tatit Heru Tjahjono yang ikut ke lokasi merasa kaget. Rupanya, sampai saat ini proyek fisik baru berjalan sekitar 23 persen. Sementara sisa waktu sebelum deadline semakin mepet.
“Dari hasil sidak (inspeksi mendadak), kami jadi pesimis proyek bisa selesai sesuai kontrak kerja,” ujar Tatit.
Bangunan dan kompleks kios di sisi selatan air terjun juga dirombak total (matakamera/foto : Jamin Prasojo) |
Temuan itu cukup mengecewakan Komisi III. Karena itu, Tatit mendesak pelaksana proyek lebih bersungguh-sungguh bekerja. Jika perlu dilembur.
Hari Susanto mandor proyek PT Tangga Batu Jaya Abadi mengaku, lambatnya pengerjaan salah satunya karena terkendala tradisi bulan Muharram atau Suro. Menurutnya, meskipun Sedudo smentara ditutup untuk umum, namun masih ada aktivitas warga hingga para pedagang memindahkan barang dan membongkar lapak.
Namun demikian, pihaknya selaku rekanan masih optimistis pekerjaan akan selesai sesuai jadwal kontrak.
Ketua Komisi III DPRD Nganjuk Tatit Heru Tjahjono |
Di lokasi, tim mendapati kondisi perkembangan proyek baru sekitar 41 persen. Sama seperti Sedudo, Komisi III juga meminta pelaksana proyek bisa bekerja maksimal agar tidak tekena sanksi putus kontrak dan denda.
Untuk diketahui, proyek Pasar Wage III dikerjakan oleh PT Trinaka Estu Manunggal Gawai, dengan biaya APBD 2017 senilai Rp 18,06 milyar.(ds/ab/2017)
0 komentar:
Post a Comment