by Panji Lanang Satriadin
matakamera, Nganjuk – Masyarakat Kabupaten Nganjuk saat ini tengah bersiap mengikuti ajang pesta demokrasi lima tahunan, yakni Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) serentak 27 Juni 2018.
Karena itu, Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI) / Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) H. Mohammad Suryo Alam Ak, MBA, memberikan perhatian dan menitipkan pesan khusus, kepada masyarakat Kabupaten Nganjuk yang diwakilinya di Dapil VIII Jawa Timur tersebut.
Suryo Alam berpesan, agar di tahun politik ini, tetap terjaga suasana yang kondusif di Bumi Anjuk Ladang, baik selama tahapan prapilkada, hari H pencoblosan, hingga pascapilkada 27 Juni 2018 mendatang.
“Supaya damai, supaya tenang ya, karena pesta demokrasi ini tujuannya memakmurkan bersama. Jangan tahun politik ini menjadi tahun gaduh, tapi menjadi tahun yang penuh sukacita,” ujar politisi alumnus S1 Sekolah Tinggi Administrasi Negara (STAN) dan S2 University of Hull England tersebut.
Pesan ini disampaikan Suryo di hadapan sekitar 150 masyarakat Nganjuk dari berbagai elemen, pada acara Sosialisasi 4 Pilar MPR-RI, yang digelar di Rumah ‘Bolo Suryo’, Jalan Mastrip 17, Ahad malam 11 Februari 2018.
Menurut Suryo Alam, generasi muda pasca reformasi perlu diberikan pemahaman empat pilar secara terus menerus (matakamera/ist) |
“Sosialisasi ini mengambil momentum tahun politik di Kabupaten Nganjuk. Kebetulan ini menjadi salah satu tugas kami sebagai MRI-RI, untuk selalu memperbarui pengetahun kita dalam berbagsa dan bernegara,” ujar Suryo.
Sosialisasi empat pilar kebangsaan, menurut Suryo adalah salah satu langkah MPR-RI/DPR-RI untuk memberikan wawasan kepada masyarakat tentang kebangsaan. Apalagi pada momentum Pilkada Serentak 2018, ini menjadi pedoman agar masyarakat tidak mudah terpecah belah, hanya karena berbeda pilihan.
Pantauan di lokasi acara sosialisasi, peserta yang antara lain terdiri dari para tokoh masyarakat, guru, dosen, mahasiswa dan pelajar itu tampak antusias. Mereka bergiliran melontarkan pertanyaan kepada Suryo Alam, maupun pembicara tamu yakni KH Asfiyak (Gus Yak).
Gus Yak yang dikenal sebagai dai Nahdliyin asal Tanjunganom, memberikan pandangan dan uraian tentang empat Pilar atau Dasar kebangsaan dari sudut pandang Islam.
Lebih lanjut Suryo Alam menjelaskan, bahwa Warga Negara Indonesia khususnya generasi muda pasca reformasi perlu diberikan pemahaman empat pilar kebangsaan secara terus-menerus, agar dalam menghadapi masa depan bangsa ini akan semakin tegak dan kokoh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, menuju cita-cita proklamasi.
Kebebasan berpendapat menandai lahirnya demokrasi di era reformasi, tapi seringkali kebebasan tersebut dimaknai bebas tanpa batas. Kesalahan pemahaman tersebut menyebabkan kendurnya nilai-nilai agama dan nilai-nilai keakraban sosial. Hal tersebut sangat mengkhawatirkan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Salah satunya dengan terus mensosialisasikan Empat Pilar MPR RI, Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara, UUD NRI 1945 sebagai Konstitusi Negara dan Ketetapan MPR, Negara Kesatuan Republik Indonesia serta Bhineka Tunggal Ika.
Empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara dipandang sebagai sesuatu yang harus dipahami oleh para penyelenggara Negara bersama seluruh masyrakat dan menjadi panduan kehidupan politik, menjalankan pemerintah, menegakan hukum, mengatur perekonomian dan berbagi dimensi kehidupan bernegara dan berbangsa lainya.
Dengan pengamalan prinsip, Empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara, diyakni bangsa Indonesia akan mampu mewujudkan diri sebagai bangsa yang makmur, sejahtera dan bermartabat.
(ds/ab/2018)
0 komentar:
Post a Comment