Puti Dinilai Jadi Beban Elektoral untuk Gus Ipul

khofifah
Fahrul Muzaqqi, pengamat politik dari Universitas Airlangga Surabaya (matakamera/foto : dok pribadi)
Sabtu 17 Maret 2018
by Panji Lanang Satriadin

matakamera, Surabaya - Laju elektabilitas pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Timur 2018 semakin terlihat. Survei terbaru dari Litbang Kompas yang dilakukan pada 19 Februari-4 Maret 2018 dengan 800 responden dari wilayah Jawa Timur ini membuktikan pasangan nomor urut satu Khofifah Indar Parawansa-Emil Elistianto Dardak semakin mengalami tren kenaikan dengan 44,5 persen.

Sebaliknya pasangan nomor urut dua, Saifullah Yusuf-Puti Guntur mengalami penurunan dari survei-survei sebelumya. Pengamat Politik Universitas Airlangga, Fahrul Muzaqqi menilai Gus Ipul mempunyai beban elektoral karena berpasangan dengan Puti di Pilgub 2018 ini.

“Di sini, kalau dari perkembangan. Pada awalnya waktu masih Pak Anas, potensi pertarungannya sangat besar. Kemudian diganti dengan Mbak Puti, saya belum merasakan dan belum menemukan bagaiamana kemudian tren kenaikan dari Gus Ipul, berat. Jadi ini tugas yang berat untuk pasangan nomor dua,”  jelas Fahrul.

Selain itu, berganti pasangan dari Anas ke Puti menjadi beban politik Gus Ipul. Suara akar rumput dinilai akan pindah ke kubu lain karena antipati terhadap Puti.

Pasangan calon Khofifah-Emil dan Gus Ipul-Puti saat pengundian nomor urut di KPU Jawa Timur (matakamera/dok) 
“Di sisi lain karena Anas tidak jadi menjadi persoalan di kubu Gus Ipul. Karena tetap ada simpul-simpul yang sudah menaruh harap jadi kecewa, semakin antipati karena digantinya beliau (Anas),” ungkapnya.

Ditambah, lanjut Fahrul, kompetensi pasangan nomor urut satu yang sudah terbukti di bidangnya masing-masing disebut memiliki potensi naiknya elektabiltias Khofifah dan Emil. Persentase elektabilitas tersebut terbukti dari beberapa survei sebelumnya.

“Gus Ipul dan Mbak Puti yang dihadapi adalah Bu Khofifah dan wakilnya yang sama-sama potensi elektabiltasnya, potensi untuk terus naiknya sangat besar,” ucapnya.

Diketahui, Khofifah merupakan Menteri di dua era Presiden berbeda. Di kabinet kerja, Khofifah diberi mandat sebagai Menteri Sosial dan sebelumnya dipercaya sebagai Menteri Pemberdayaan perempuan pada era Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid. Menarik kebelekang Khofidah pernah menjabat sebagai pimpinan DPR RI dan kerap menjadi delegasi Indonesia di sidang PBB menyuarakan emansipasi wanita.

Kemudian, wakilnya Emil Dardak merupakan Bupati termuda yang juga doktor termuda bidang Ekonomi  Ritsumeikan Asia-Pacific. Suami Arumi Bachsin ini juga pernah menjadi anggota dari World Bank University.

Sementara itu, Fahrul menjelaskan, pengaruh politik budaya alias primodialisme masyarakat Jawa Timur akan menghambat Puti. Sebab, Puti dinilai bukan dari kalangan masyarakat Jawa Timur.

“Mbak Puti di lingkungan Jawa Timur masih baru. Beliau bukan asli Jawa Timur,” tutur Fahrul.

Sebelum mencalonkan sebagai Wakil Gubernur, Puti diketahui pernah maju menjadi anggota DPR RI dengan Daerah Pilihan X Jawa Barat meliputi Ciamis, Kuningan dan Kota Banjar. Sementara pendidikanya hanya alumnus FISIP Universitas Indonesia pada tahun 1994.

Potensi tersebut dinilai bisa menjadi angin segar untuk Emil untuk mengisi kekosongan figur. Soal keterwakilan suara pun dinilai menjadi penting, mengingat Emil disebut mewakili kaum milenial.

“Jadi celah itu bisa sangat dimanfaatkan Pak Emil, pasangan bu Khofifah untuk semakin memksimalkan elektabiltasnya,”  pungkasnya.

(ab/2018)

Share on Google Plus

About matakamera.net

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment

Comments System