Foto saat Imam Hambali dipanggul oleh seorang jamaah haji berperawakan tinggi besar asal negara Suriah (foto : A Wathon) |
Kamis 23 Agustus 2018
by Panji LS
matakamera, Mina - Perjalanan dari lokasi lempar jumroh, Jamarat menuju Mina, menjadi tantangan tersendiri bagi jemaah haji Indonesia. Stamina dan kondisi fisik yang prima menjadi salah satu syarat.
Tak banyak jemaah Indonesia yang mampu menyelesaikan perjalanan Jamarat-Mina. Banyak di antara jemaah yang mengalami sakit di bagian kaki.
Kondisi serupa dialami Imam Hambali, seorang guru Madrasah Tsanawiyah Ponpes Sabilil Muttaqin, Kauman, Ploso, Nganjuk, Jawa Timur.
(foto : A Wathon) |
Jemaah yang tergabung dalam kloter SUB 59 itu sempat berjalan tertatih lantaran kakinya lecet. Dengan kondisi itu, perjalanannya menjadi lambat.
Melihat kondisi Imam di terowongan terakhir menuju Mina, tiga jemaah haji asal Suriah sempat memaksa Imam naik ke pundaknya.
“ Enggak mau tapi dipaksa,” ujar Imam, di Maktab 37 Mina, Rabu, 22 Agustus 2018, dilansir dream.co.id.
Imam dipanggul hingga ke pintu keluar terowongan Mina. Dia kemudian mendapat perawatan ringan Tim Gerak Cepat.
(foto : A Wathon) |
Kakinya yang lecet telah terobati. Saat ditemui Imam juga tampak beristirahat santai sembari berbincang dengan kawan-kawannya. “Memang kakinya sakit ini,” ujar kawannya.
Meski kakinya lecet, Imam tak ingin tertinggal prosesi melempar jumrah. Dia ingin melengkapi prosesi melempar Ula, Wustha, Aqabah, pada dua hari selanjutnya.
(Dream)
0 komentar:
Post a Comment