Wakil Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi (foto : Rendra Alfa) |
Rabu 3 Oktober 2018
by Panji Lanang Satriadin
matakamera, Nganjuk – Wakil Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi
rupanya aktif memantau suhu politik nasional menjelang Pilpres dan Pemilu 2019.
Terutama, terkait munculnya gejala polarisasi dua kelompok
besar pendukung pasangan capres-cawapres. Baik itu pendukung pasangan Joko
Widodo-Ma’ruf Amin maupun pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Sebagai representasi pemerintah di Kabupaten Nganjuk, Wabup
Marhaen bahkan harus membuat pernyataan, agar seluruh elemen di Kota Angin menghindari
kegiatan yang dapat memicu konflik.
"Yang penting saya pesen, tolong jangan undang tokoh-tokoh kontroversi, baik dari si A maupun si B," ujar Marhaen.
Dia mengimbau masyarakat, baik itu simpatisan, parpol, maupun timses, jangan mengundang tokoh-tokoh yang dimaksudnya dalam sebuah diskusi atau dialog di Kabupaten Nganjuk.
Dia mengimbau masyarakat, baik itu simpatisan, parpol, maupun timses, jangan mengundang tokoh-tokoh yang dimaksudnya dalam sebuah diskusi atau dialog di Kabupaten Nganjuk.
“Karena (jika mengundang) nanti ujung-ujungnya persaudaraan
menjadi tidak bagus, pertemanan menjadi retak,” ujar Marhaen, dalam acara Silaturahmi Kebangsaan bersama Insan Pers di Hotel Istana Nganjuk, Rabu 3 Oktober 2018.
Sayangnya, Marhaen tidak menjelaskan lebih lanjut siapa
tokoh-tokoh pembuat gaduh yang dimaksud.
Lebih lanjut Marhaen menyarankan, jika ada pihak yang ingin
melakukan kegiatan pertemuan atau kampanye di Nganjuk, sebaiknya mencari
tokoh-tokoh nasional yang bisa mengayomi semua komponen masyarakat.
“Ini menjadi tugas kita yang utama. Pemerintah saja tidak
cukup, maka perlu bantuan seperti wartawan yang merupakan pilar demokrasi
keempat, bersama-sama membangun Nganjuk untuk maju ke segala bidang, menjadi
kabupaten yang berbeda dengan yang lain, dan menjadi kebanggaan kita bersama,”
ucapnya.
Sementara itu, khusus untuk para insan pers di Kota Angin, Wabup
Marhaen juga berpesan terkait maraknya fenomena berita palsu alias hoax dan
ujaran kebencian. Terutama di musim pemilu dan pilpres seperti saat ini. Dia
meminta wartawan berperan menjadi filter sebelum sebuah informasi sampai ke
mata dan telinga masyarakat.
“Karya jurnalistik wartawan itu sebagai sumber belajar bagi
masyarakat, juga sebagai penyambung suara pemerintah. Pemerintah membutuhkan
peran wartawan,” pungkasnya.
(ds/ab/2018)
0 komentar:
Post a Comment