Aparat gabungan bersama warga melakukan kerja bakti pembersihaan sisa luberan air dan material di kawasan Air Terjun Sedudo Nganjuk, Jumat pagi 9 November 2018 (ist) |
Jumat 9 November 2018
by Panji LS
matakamera, Nganjuk - Informasi terjadinya banjir bandang di kawasan Air Terjun Sedudo Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk sempat bikin heboh warga pada Kamis sore 8 November.
Rupanya, itu adalah dampak melonjaknya debit sumber air di awal musim penghujan ini.
Di medsos beredar luas foto dan video yang menggambarkan luberan air dari pucuk air terjun dan berwarna hitam pekat.
Ditambah, air yang ada di kolam meluber ke jalan-jalan sepanjang kios, di lokasi air terjun. Kejadian ini bersamaan hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Sawahan dan sekitarnya, Kamis sore, 8 November 2018.
Drs. H. Supianto, M.Si., Kepala Dinas Pariwisata Pemuda, Olahraga dan Kebudayaan (Disparporabud) Kabupaten Nganjuk membenarkan telah terjadi hujan deras mengguyur obyek wisata Sedudo dan menyebabkan debit air melonjak.
Kepala Disparporabud juga tidak menampik bila warna air terjun berubah warna menjadi hitam, terlihat dari pucuk hingga dasar lokasi. Diperkirakan, perubahan warna menjadi kotor dan hitam disebabkan sisa material kebakaran hutan di atas Gunung Wilis yang terbakar selama musim kemarau. Sehingga, begitu bercampur dengan air hujan, mengalir menjadi satu menuju air terjun Sedudo.
Video yang menunjukkan fenomena Air Terjun Sedudo yang berubah warna menjadi hitam, bersamaan dengan hujan lebat pada Kamis 8 November 2018 kemarin
“Beberapa waktu lalu sempat terjadi kebakaran hutan di atas, waktu hujan, sisa kebakaran terbawa air masuk melalui air terjun,” terang Supianto dikonfirmasi Jumat, 9 November 2018.
Apalagi selama hujan deras, kondisi kran kolam masih tertutup, sehingga air meluber hingga masuk jalan menurun, depan kios-kios yang ada di lokasi Sedudo. Namun, begitu kran dibuka oleh petugas, kondisi luapan air kembali normal. Selang beberapa waktu kemudian, kondisi warna air terjun Sedudo juga kembali jernih, setelah campuran material sisa kebakaran hutan sudah habis terbawa aliran air.
“Tidak lama, kondisi air terjun sudah kembali jernih, dan setelah kran dibuka, air sudah tidak meluber,” tegas Supianto.
Mendengar kejadian di obyek wisata Sedudo, pihak Disparporabud sempat was-was. Pasalnya, di lokasi obyek wisata terbesar di Kabupaten Nganjuk itu akan dilangsungkan event bersepeda gunung, “Sedudo Enduro Race 2018,” Minggu, 11 November 2018 yang diselenggarakan oleh Polres Nganjuk. Sehingga, esuk hari, setelah kejadian, pihak Disparporabud dibantu anggota BPBD, petugas kepolisian dan TNI, serta warga setempat langsung melakukan kerja bhakti, membersihkan sampah yang ada di lokasi Sedudo.
“Sempat terkejut juga, karena akan ada kegiatan bersepeda gunung yang diselenggarakan oleh Polres Nganjuk,” tukas Supianto.
(ds/ab/2018)
0 komentar:
Post a Comment