Selasa 18 Desember 2018
by Panji Lanang Satriadin
matakamera, Nganjuk - Dua orang meninggal dunia usai menghirup gas beracun, di dalam sumur persawahan Dusun Bulurejo, Desa Mojorembun, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Selasa siang 18 Desember 2018.
Korban pertama gas beracun yang diperkirakan jenis karbon monoksida (CO) itu adalah Sukardi, 58, seorang petani pemilik sumur, yang saat kejadian berniat memperbaiki mesin diesel penyedot air di dasar sumur.
Sedangkan korban kedua adalah M. Masrufin, 38, seorang petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nganjuk.
Petugas BPBD Nganjuk dan Polsek Rejoso saat melakukan upaya evakuasi tubuh Sukardi dari dasar sumur (foto : Polsek Rejoso) |
Relawan asal Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Nganjuk itu awalnya berupaya menolong Sukardi, namun akhirnya ikut meregang nyawa usai menghirup gas beracun di dalam sumur.
Selain dua korban jiwa Sukardi dan Masrufin, gas dari sumur beracun juga sempat membuat pingsan tiga orang relawan BPBD Nganjuk lainnya di lokasi kejadian.
Ketiganya masing-masing Ahmad Hamdan, Cecep Sumarno dan Elga, hingga saat ini masih dirawat di RSUD Nganjuk.
Menurut informasi yang dihimpun matakamera.net, peristiwanya terjadi sekitar pukul 09.30 WIB.
Kapolsek Rejoso Nganjuk AKP Burhanudin mengatakan, kejadian bermula saat korban bersama Suliyem istrinya, pagi hari pukul 08.00 menuju menuju sawah, hendak bertani.
Berikutnya, korban Sukardi mengetahui pompa air yang ada di dalam sumur sawah miliknya tak berfungsi.
Tanpa berfikir panjang, dia langsung masuk sumur dan mencoba membenahi pompa air. Namun hingga 30 menit lebih korban tak keluar keluar dari dalam sumur.
Istri Sukardi segera meminta bantuan warga dan diteruskan ke polisi terdekat.
Hingga sekitar pukul 09.30 WIB, warga dan petugas polisi serta dari BPBD Nganjuk melakukan evakuasi terhadap korban, yang sudah di ketahui tewas di dalam sumur.
Seorang petugas Polsek Rejoso memasang garis polisi di sekeliling sumur yang mengandung gas beracun (foto : Polsek Rejoso) |
Masrufin, salah satu relawan BPBD Nganjuk dengan hanya menggunakan masker, mencoba masuk sumur untuk mengevakuasi tubuh Sukardi.
"Sumur sedalam 6 meter. Ketika (Masrufin) baru turun pakai tali sedalam 1,5 meter, tiba-tiba langsung pingsan dan jatuh ke dasar sumur," ujar AKP Burhanudin.
Di bibir sumur, ketiga relawan BPBD lainnya ikut pingsan.
Berikutnya, polisi dibantu warga berusaha mengevakuasi tubuh Sukardi dan Masrufin dengan menggunakan tali.
Masrufin dan tiga petugas BPBD yang masuk kedalam sumur langsung dilarikan ke puskesmas terdekat guna pertolongan medis. Sayangnya, nyawa Masrufin tak bisa tertolong dan menghembuskan nafas terakhir saat dalam perjalanan menuju puskesmas.
Terpisah, Kepala BPBD Nganjuk Soekonjono membenarkan bahwa salah satu relawannya meninggal saat berusaha menolong korban. Upaya itu disebut Soeko sebagai aksi spontanitas, dengam peralatan seadanya sehingga tepapar gas beracun dari dalam sumur.
"Pihak BPBD Nganjuk dan Pemkab Nganjuk mengurus proses pengurusan jenazah dan memberi santunan sosial untuk relawan yang menjadi korban," ujar Soekonjono.
Hingga kini kasus sumur maut itu masih dalam penanganan pihak kepolisian. Garis polisi dipasang di sekitar sumur.
Kepastian jenis gas beracun yang telah merenggut dua nyawa tersebut hingga kini masih didalami.
(ds/ab/2018)
0 komentar:
Post a Comment