Anggota MPR/DPR-RI Sareh Wiyono berbicara di hadapan para petani bawang merah, didampingi Caleg DPR-RI Partai Gerindra Bimantoro Wiyono SH, Selasa 16 Januari 2019 (ist) |
Kamis 17 Januari 2019
by Panji LS
matakamera, Nganjuk - Demi melaksanakan tugas sesuai Undang-Undang, Anggota MPR-RI berkewajiban melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat, yang salah satu kegiatannya adalah sosialisasi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta Bhinneka Tunggal Ika, atau lazim disebut Empat Pilar, di daerah pemilihannya masing-masing.
Hal itu seperti ditunjukkan oleh Anggota MPR-RI Dapil VIII Jatim DR. H. Sareh Wiyono SH., MH., saat menggelar sosialisasi dengan tema sakral tersebut di hadapan 150 anggota kelompok petani bawang merah, dari lima desa di Kabupaten Nganjuk.
Kegiatannya berlangsung di Aula Rumah Aspirasi Jl. Mastrip No. 7 Nganjuk, pada Selasa 15 Januari 2019.
Menurut Sareh Wiyono, kegiatan sosialisasi empat pilar dilaksanakan sebagai salah satu wahana untuk lebih memasifkan pelaksanaan nilai-nilai luhur bangsa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sebagaimana terdapat yang terdapat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika.
"Termasuk di kalangan petani bawang merah Kabupaten Nganjuk," terang legislator Senayan dari Dapil VIII Jawa Timur tersebut.
Adapun tujuan sosialisasi tersebut menurut Mbah Sareh, antara lain untuk memberikan pemahaman yang utuh terhadap Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Selain itu, juga sebagai sarana menyerap aspirasi yang berkembang di masyarakat secara komprehensif, tentang pelaksanaan Empat Pilar khususnya untuk kader Partai Gerindra," ujar politisi asal Sukomoro, Kabupaten Nganjuk ini.
Sareh juga menyampaikan, bahwa Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara, UUD NRI 1945 sebagai Konstitusi negara dan Ketetapan MPR, Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai bentuk final negara dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara.
Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara, lanjut Sareh, membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila dijadikan landasan pokok dan landasan fundamental bagi penyelenggaraan negara Indonesia.
"Pancasila berisi lima sila yang pada hakikatnya berisikan lima nilai dasar yang fundamental," ujar Sareh.
Nilai-nilai dasar Pancasila tersebut adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalan permusyawaratan perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
Lebih lanjut Sareh menjelaskan, bahwa keempat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara semestinya harus kita jaga, pahami, hayati dan laksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Di mana Pancasila yang menjadi sumber nilai menjadi ideologi, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai aturan yang semestinya ditaati, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah harga mati, serta Bhinneka Tunggal Ika adalah perekat semua rakyat. "Maka dalam bingkai empat pilar tersebut yakinlah tujuan yang dicita-citakan bangsa ini akan terwujud," pungkas Sareh.
(ab/ads/2019)
0 komentar:
Post a Comment