Warga Dusun Bangle saat memeriksa hamparan butiran garam, di sekitar hutan Gunung Sili, Senin 28 Oktober 2019 (foto : ist) |
Selasa 29 Oktober 2019
by Panji Lanang Satriadin
matakamera, Nganjuk - Garam lazimnya ada di laut. Namun siapa sangka, di Kabupaten Nganjuk, daerah yang berjarak lebih dari 100 kilometer dari bibir pantai, ditemukan timbunan zat asin tersebut.
Lokasinya ada di lereng Gunung Sili, masih segaris dengan pegunungan Kendeng Utara, yang masuk wilayah Desa Bangle, Kecamatan Lengkong.
Lokasi sungai yang oleh warga setempat diberi nama Kali Asin ini, berada di tengah hutan, milik perhutani KPH Jombang. Namun wilayah administrasinya, masuk Desa Bangle, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Nganjuk.
Anehnya, dalam sungai yang airnya mulai mengering ini, muncul garam, berwarna putih, menghampar puluhan meter persegi. Persis, seperti garam pada umumnya, ketika salah satu warga mencoba mengumpulkan dan mencicipi, benar-benar berasa asin.
Hanya saja, garam-garam tersebut dibiarkan begitu saja, tidak ada warga yang mengambil dibawa pulang. Sehingga kondisinya tetap in-situs dan jumlahnya terus bertambah.
Di sekitar hamparan garam, kondisi air sungai masih tersisa. Bila disentuh, air berasa hangat.
Menurut Anom Suroto, (45) Kepala Dusun Bangle, munculnya garam di Kali Asin, tidak hanya di musim kemarau. Saat musim hujan, ketika terkena terik matahari, bekas aliran sungai mengering dan berubah menjadi garam.
“Sudah lama, muncul garam sudah bertahun-tahun, sejak saya masih kecil,” terang Kepala Dusun Bangle, ketika mengunjungi sungai di tenahg hutan itu.
Konon, menurut cerita warga bangle, jaman dahulu, di sepanjang pegunungan kendeng utara ini, merupakan pantai Laut Jawa.
Hanya, karena terjadi sunami, mengakibatkan kondisi daratan di pantai utara Jawa turun, sehingga membentuk kendeng, menyerupai tanggul yang panjang.
Rencananya, di sungai asin ini, oleh warga dipertahankan dan dijadikan obyek wisata desa.
0 komentar:
Post a Comment