Massa dari warga Desa Ngepung, Kecamatan Patianrowo, Nganjuk, saat memasang baliho penolakan atas rencana kedatangan Bupati Novi di wilayah Kec. Patianrowo (foto : ist) |
Sabtu 26 Oktober 2019
matakamera, Nganjuk - Puluhan warga yang mengatasnamakan Forum Peduli Masyarakat Ngepung (FPMN) Desa Ngepung Kecamatan Patianrowo, menolak kedatangan Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat. Hal ini ditandaskan oleh Ketua FPMN, Suyadi, ketika melakukan pemasangan banner berisi Penolakan Kedatangan Bupati Novi, bersama warga setempat, Sekretariat FPMN Jl. Raya Ngepung RT 001/RW 006 Desa Ngpepung Kecamatan Patianrowo, Sabtu sore (25/10/2019) pukul 15.00 wib.
Menurut Suyadi, aksi penolakan kepada Bupati Novi ini dilakukan karena buntunya komunikasi, dan tidak ada kepedulian terhadap permasalahan yang terjadi di desanya.
“Kita bahkan sudah melakukan demo, di pendopo Pemkab Nganjuk. Akan tetapi tidak ada respon dari Bupati Novi, bahkan menemui kami saja,tidak dilakukan,” ujarnya.
Dikatakan juga oleh Suyadi, awalnya pemasangan banner dilakukan di simpang tiga Patianrowo. Karena kebetulan di jalur setempat akan digelar acara keagamaan yaitu haul Tumenggung Kopek oleh Yayasan Tumenggung Kopek, yang rencananya akan dihadiri Bupati Novi pada Ahad 27 Oktober 2019 besok.
“Yang perlu kami sampaikan bahwa kami mendukung acara pengajian ini. Yang kami tolak itu kedatangan Bupati Novi ke Patianrowo,” katanya.
Namun tanpa diketahui penyebabnya, tiba-tiba banner yang dipasang oleh warga Ngepung tersebut, lepas atau diturunkan. “Kita belum tahu siapa yang menurunkan banner tersebut, namun banner yang sudah dicopot itu hendak di angkut mobil Satpol PP ke Nganjuk,” jelasnya.
Menurut Suyadi, pihak Satpol PP mengatakan kepadanya, pemasangan banner tersebut, dikhawatirkan mengandung unsur SARA.
“Karena ini pengajian, adanya banner ini dikhawatirkan mengandung unsur SARA,” ujar Suyadi menirukan ucapan Satpol PP.
Ditanya langkah selanjutnya, Suyadi secara lantang mengatakan hendak melakukan akdi demo ke Kantor Indpektorat Daerah Kabupaten Nganjuk. “Rencana aksi demo, akan kami gelar pada hari Senin 28 oktober lusa,” ujarnya.
Adapun tuntutan yang akan disampaikan nanti, salahsatunya menanyakan hasil audit Inspektorat Daerah terkait anggara desa di desanya. “Kami menuntut transparansi inspektorat daerah terkait audit yang dilakukannya di desa Ngepung dan Ngrombot,” serunya.
Reporter : Sukamto
Editor : Panji LS
0 komentar:
Post a Comment