Gubernur Khofifah bersama Duta Besar LBBP Ajerbaizan Jalal Mirzayev, Rabu 18 Desember 2019 di Yogyakarta (foto : Humas Protokol Pemprov Jatim) |
Kamis 19 Desember 2019
by Panji LS
matakamera, Yogyakarta - Negara Republik Azerbaijan menjajaki kerja sama di sektor pariwisata dan infrastruktur dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Penjajakan tersebut ditandai dengan pertemuan antara Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Azerbaijan untuk Indonesia Jalal Mirzayev dengan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa di Yogyakarta, Rabu (18/12). Khofifah sedianya tengah menghadiri penganugerahan gelar Doktor (Honoris Causa) Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Khofifah saat tatap muka mengatakan, bahwa poinnya Jatim terbuka untuk menjajaki peluang kerjasama dan investasi dengan berbagai negara, termasuk dengan Azerbaijan.
Terlebih, kata Khofifah, Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 80 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi kawasan Jawa Timur telah ditandatangani, dimana banyak peluang kerjasama di berbagai sektor yang sangat prospektif dan menguntungkan. Dalam Perpres tersebut, sedikitnya terdapat 218 proyek strategis nasional dengan nilai investasi mencapai Rp292,4 Trilliun.
"Peluangnya kerjasama masih sangat besar, mulai dari infrastruktur, pariwisata, industri maupun publik transportasi," paparnya.
Dalam pertemuan itu, Khofifah juga menawarkan kepada Azerbaijan yang juga mayoritas penduduknya beragama Islam untuk membuka rute wisata religi Umroh dari Surabaya-Mekkah-Madinah plus Azerbaijan.
Nantinya, jika Azerbaijan tertarik dan mengadakan seminar pariwisata di Jatim, Gubernur Khofifah ingin mengundang dan mengajak para pelaku umroh untuk memasukkannya ke dalam paket umroh ditambah dengan ziarah ke makam Ibrahim Samarkan atau mengunjungi situs islam.
Karakteristik masyarakat Jatim, lanjut Khofifah, begitu mengagumi para wali-wali Allah. Bahkan dari sembilan wali yang ada di Indonesia, terdapat lima wali yang makamnya berada di Jatim. Belum lagi ditambah makam dari tokoh Muslim seperti Gus Dur yang setiap tahun peziarahnya mencapai 2 juta orang lebih.
Menurutnya, ziarah wali ini merupakan potensi wisata religi yang jika di kemas bisa menjadi kunjungan wisata baik dari dalam maupun luar negeri.
"Kami ingin membangun hubungan yang lebih dekat. Tidak sekadar ekonomi perdagangan saja, melainkan kerjasama di sektor pariwisata, budaya dan sosial. Kami ingin membangun komunikasi lebih dekat dengan Azerbaijan, sekaligus menawarkan proyek strategis nasional yang telah diputuskan pada Perpres 80 Tahun 2019," paparnya.
Sementara itu, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Azerbaijan untuk Indonesia Jalal Mirzayev mengatakan, kedatangannya menemui ibu Gubernur Jatim untuk menjajaki peluang kerjasama yang produktif dan berkelanjutan.
"Kami sangat senang bertemu dengan Gubernur Khofifah. Bahkan, sejak 10 tahun terakhir kami banyak mengetahui tentang kiprah ibu Khofifah terutama kegiatan maupun aktifitas sosialnya," terangnya.
Dirinya mengatakan, bahwa saat ini Azerbaijan sangat berharap para muslim di Jatim setelah umroh bisa melanjutkan wisata religi ke Azerbaijan.
Bahkan, dirinya menyambut baik tawaran Gubernur Khofifah yang mempertemukan antara Pemerintah Azerbaijan dengan pelaku travel Umroh yang menggabungkan paket umrohnya agar ditambahkan dengan wisata religi di Azerbaijan.
0 komentar:
Post a Comment