Foto aktivitas pabrik pecah batu di Desa Bagorkulon, Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk (Twitter @putrisila77) |
Senin 7 September 2020
by Panji Lanang S matakamera, Nganjuk – Sebuah utas yang diunggah pemilik akun Twitter @putrisilla77, baru-baru ini menjadi viral. Isinya menceritakan dampak polusi debu yang merugikan, dari aktivitas pabrik pemecah batu di Desa Bagorkulon, Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.
Sampai Senin malam 7 September 2020, unggahan tersebut telah di-retweet sebanyak 4.938 kali, serta mendapat 4.500 suka dan 187 komentar dari warganet.
Ulasan panjang @putrisila77 diawali dengan pengakuannya, bahwa sejak setahun yang lalu, tepatnya 31 Oktober 2019, ia telah mengadu kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Nganjuk.
Aduan tersebut sempat direspons sebulan berikutnya, dengan mengadakan rapat koordinasi. Iapun mengapresiasi. Selebihnya, ternyata tidak ada tindaklanjut dan polusi debu terus dirasakan setiap hari oleh warga sekitar pabrik.
"Silahkan @dlhnganjuk dan @masnovibupati selaku Bupati Nganjuk, datang ke warung kopi fambayung tempat usaha ibu saya sejak 1995 dan silahkan juga melihat kondisi rumah saya yang terpapar polusi, bahkan kami persilahkan anggota dewan yang ingin menginap," cuit @putrisilla77 di salah satu bagian utas-nya.
Ya, si pemilik akun adalah anak dari pemilik warung Fambayung, di Jalan Raya Surabaya-Solo, Desa Bagorkulon, Kecamatan Bagor, Nganjuk, yang lokasinya berada tepat di seberang lokasi pabik pemecah batu tersebut.
Screenshot peta lokasi pabrik pecah batu Desa Bagorkulon, yang tampak sangat dekat dengan pemukiman warga |
Menurutnya, banyak warga desa di sekitar lokasi pabrik juga mengalami dampak serupa. Debu tebal serpihan batu memenuhi halaman rumah, ruangan dalam, hingga menumpuk di perabotan rumah tangga.
Selain itu, setiap hari mereka harus menghirup udara yang bercampur debu. Hal ini dikhawatirkan warga berdampak juga pada kesehatan.
Pada unggahannya, @putrisilla77 juga mengaku, bahwa ketika awal dibangunnya pabrik, warga mendapatkan informasi jika lokasi tersebut akan dibangun perumahan. Ternyata seiring berjalannya waktu, lokasi yang katanya akan dibangun perumahan tersebut berubah menjadi pabrik pemecah batu.
Tulisan @putrisilla ini kemudian banyak mendapat dukungan dari warganet. Mereka tak hanya ikut berkomentar, tetapi juga membantu menyebarluaskan dengan mention ke sejumlah akun pejabat dan instansi terkait.
Uniknya, salah satu warganet pemilik akun @jokerngapak, malah me-mention akun Twitter Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, sambil menyebut "nuwun sewu mas @ganjarpranowo menawi saget mbiyantu,". Padahal, lokasi pabrik berada di wilayah Nganjuk, Jawa Timur.
Sedangkan warganet lainnya juga ramai membantu meneruskan laporan tersebut ke sejumlah official akun pihak berwenang. Seperti Gakkum Kementerian LKH, Gubernur Jatim Khofifah IP, Walhi Jatim, Anggota DPR-RI, hingga Bupati Nganjuk dan DLH Nganjuk.
Pada Senin siang 7 September 2020, wartawan meminta keterangan Sekretaris DLH Nganjuk Subani. Sang pejabat mengatakan, timnya akan segera turun melakukan tindakan. Antara lain, melibatkan Satpol PP dan tim perizinan pendirian pabrik akan mengkondisikan keadaan pabrik pecah batu tersebut. “Nantinya akan ada penambahan untuk keamanan pabrik,” tukasnya.
0 komentar:
Post a Comment