Muhammad Nashih menunjukkan foto rontgen tulang kaki kirinya, yang patah usai terperosok di lubang bekas proyek PJU Desa Kemaduh |
Muhammad Nashih, 40, warga Kelurahan Kapas, Kecamatan Sukomoro, terperosok ke dalam lubang sedalam sekitar 0,5 meter dan berdiameter 40 cm tersebut. Dampaknya, kaki kirinya harus dioperasi karena mengalami patah tulang.
Kepada wartawan, Rabu (17/3), Nashih mengatakan, insiden nahas yang menimpanya terjadi pada Senin malam (9/3) selepas Isya. Waktu itu ia bersama istri dan anaknya hendak mengunjungi seorang kiai di Desa Kemaduh, dengan mengendarai mobil pick up Daihatsu Luxio AG 8801 VD.
"Kondisinya malam hari, gelap dan hujan. Saya parkir di seberang kanan (selatan) jalan, supaya anak-anak mudah turun. Pas saya turun duluan, saya nggak tahu ada lubang. Kaki kanan saya masuk lubang, saya terperosok jatuh, lalu kaki kiri saya jadi seperti ini kondisinya," ujar Nashih, sambil menunjukkan perban dan pen pada bagian kaki yang patah.
Lokasi lubang bekas proyek di Jalan Raya Dusun Plosorejo, Desa Kemaduh, Kecamatan Baron |
Ia mengaku saat kejadian tidak melihat samasekali ada lubang di tepi jalan. Di sekitar lokasi juga tidak dipasang tanda peringatan atau alat pengaman lainnya.
"Lubangnya menganga begitu saja, tidak ditutup atau diuruk," imbuhnya.
Nashih sambil menunjukkan hasil rontgen tulang kaki mengatakan, ia menjalani operasi medis di RS Bhayangkara Nganjuk dengan biaya mandiri sebesar Rp 18 juta.
Penelusuran matakamera.net, di sekitar lokasi kejadian, di kiri dan kanan lubang galian tersebut, terdapat deretan tiang PJU yang tampak baru dibangun. Tiang-tiang itu berjejer di sisi selatan Jalan Dusun Plosorejo, Desa Kemaduh, dengan papan keterangan bertulisan "BK PROV 2014".
Proyek tersebut dikerjakan oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Nganjuk tahun 2020 lalu.
Dikonfirmasi pada Jumat (19/3), Kepala Dishub Nganjuk Nur Solekan mengatakan, ia sudah mendengar perihal kejadian warga terperosok lubang di tepi Jalan Dusun Plosorejo Kemaduh.
Ia sendiri mengaku kebetulan mengenal keluarga korban, yang dikenal sebagai tokoh agama di lingkungan setempat. Nur solekan juga berencana menjenguknya langsung.
"Beliau masih saudara saya. Saya juga berhubungan baik sejak jadi Camat Sukomoro dulu," imbuhnya.
Adapun terkait lubang tersebut, ia mengaku belum bisa memastikan apakah benar-benar bekas proyek PJU BK Provinsi 2014, atau bekas proyek lain yang sejenis.
"Di lokasi itu dan juga di desa-desa lainnya, banyak proyek yang hampir sama. Lokasinya juga sama. Titiknya ya sama. Di Kemaduh itu selain BK Provinsi, juga ada namanya proyek Indonesia Terang, yang juga membuat galian lubang di lokasi yang sama," ujar Nur Solekan.
Sedangkan terkait PJU BK Provinsi 2014, diakui Nur Solekan baru dikerjakan di 2020, karena tertunda oleh sengketa gugatan perkara proyeknya di pengadilan.
Reporter : Panji LS
0 komentar:
Post a Comment