Kepala Desa dan Babinsa Banjardowo saat melihat kondisi rumah salah satu warga yang teredam banjir (15/4) |
Pantauan matakamera.net, banjir belum surut sampai Kamis siang (15/4) sekitar pukul 14.30 WIB.
Banjir diawali dengan curah hujan tinggi sejak Rabu malam, 14 April 2021. Luberan air dari kawasan pegunungan utara Nganjuk kemudian merendam area persawahan, jalan raya, hingga rumah-rumah warga.
Adapun desa yang terdampak banjir paling parah adalah yaitu Desa Banjardowo dan Desa Lengkong. Sedangkan tiga desa lainnya masing-masing Desa Jegreg, Desa Balongasem, dan Desa Kedungmlaten.
Kompleks Kantor Camat Lengkong pun tak luput dari rendaman banjir setinggi lutut orang dewasa.
"Dampak dari curah hujan tinggi. Ditambah dengan kondisi hutan yang saat ini sudah menjadi gundul akibat penebangan liar, sehingga air yang dari pegunungan langsung turun ke bawah," ujar Camat Lengkong Sugeng Dono Prasojo, dikonfirmasi Kamis pagi (15/4).
Sumarni, 60, warga Desa Banjardowo mengatakan, banjir masuk ke rumahnya setinggi 1 meter. Airnya belum surut sampai Kamis siang sekitar pukul 14.30 WIB.
"Saya tidak mengungsi karena hanya di sini tempat tinggal saya. Inginnya segera bisa surut banjirnya," kata Sumarni.
Wanita lansia itu berharap pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait segera turun tangan.
Warsidi, Kepala Desa Banjardowo menambahkan, desanya memang menjadi yang terparah terkena dampak banjir kali ini. Padahal beberapa tahun sebelumnya sudah bebas banjir.
"Ini kemungkinan karena drainase atau saluran pembuangan airnya ke Sungai Widas tidak lancar. Jadi pas hujan deras dampaknya ya banjir seperti ini," kata Warsidi.
Di desanya sendiri ia menyebut sebanyak 266 kepala keluarga (KK) yang terdampak banjir. Selain di desanya, Warsidi menyebut desa lain yang terdampak parah ada di Desa Lengkong.
"Warga berharap bantuan dari pemkab, baik itu bantuan kebutuhan darurat, maupun bantuan untuk memperbaiko drainase agar tidak terjadi banjir lagi," pungkas Warsidi.
Reporter : Panji LS
Adapun desa yang terdampak banjir paling parah adalah yaitu Desa Banjardowo dan Desa Lengkong. Sedangkan tiga desa lainnya masing-masing Desa Jegreg, Desa Balongasem, dan Desa Kedungmlaten.
Kompleks Kantor Camat Lengkong pun tak luput dari rendaman banjir setinggi lutut orang dewasa.
"Dampak dari curah hujan tinggi. Ditambah dengan kondisi hutan yang saat ini sudah menjadi gundul akibat penebangan liar, sehingga air yang dari pegunungan langsung turun ke bawah," ujar Camat Lengkong Sugeng Dono Prasojo, dikonfirmasi Kamis pagi (15/4).
Sumarni, 60, warga Desa Banjardowo mengatakan, banjir masuk ke rumahnya setinggi 1 meter. Airnya belum surut sampai Kamis siang sekitar pukul 14.30 WIB.
"Saya tidak mengungsi karena hanya di sini tempat tinggal saya. Inginnya segera bisa surut banjirnya," kata Sumarni.
Wanita lansia itu berharap pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait segera turun tangan.
Warsidi, Kepala Desa Banjardowo menambahkan, desanya memang menjadi yang terparah terkena dampak banjir kali ini. Padahal beberapa tahun sebelumnya sudah bebas banjir.
"Ini kemungkinan karena drainase atau saluran pembuangan airnya ke Sungai Widas tidak lancar. Jadi pas hujan deras dampaknya ya banjir seperti ini," kata Warsidi.
Di desanya sendiri ia menyebut sebanyak 266 kepala keluarga (KK) yang terdampak banjir. Selain di desanya, Warsidi menyebut desa lain yang terdampak parah ada di Desa Lengkong.
"Warga berharap bantuan dari pemkab, baik itu bantuan kebutuhan darurat, maupun bantuan untuk memperbaiko drainase agar tidak terjadi banjir lagi," pungkas Warsidi.
Reporter : Panji LS
0 komentar:
Post a Comment