Para anggota LSF Jatim yang masa jabatannya segera berakhir |
matakamera, Surabaya - Wacana penutupan Perwakilan Lembaga Sensor Film (LSF) Jawa timur oleh Dirjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI menjadi sorotan tajam berbagai kalangan.
Salah satunya Anggota DPR RI Komisi X Prof Dr Zainuddin Maliki. Menurutnya, justru seharusnya Lembaga Perwakilan diperluas dan didukung untuk kebangkitan Sineas lokal dengan memperkuat Lembaga Sensor Film (LSF) daerah.
"Seharusnya kan diperkuat agar sineas lokal di daerah terus meningkatkan karya berbasis Daerah," ujar politisi senior PAN Jatim tersebut.
Legislator Senayan yang membidangi Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda, Olahraga, Parawisata dan Ekonomi Kreatif itu mengatakan, persebaran pandemi Covid-19 telah mempersulit keadaan, sehingga banyak shooting dan produksi film mengalami pembatasan.
Dalam keadaan seperti ini, kata Zainuddin dalam keterangannya kepada awak media Jumat (16/4) pagi, menghentikan keberadaan LSF Daerah, sama halnya dengan semakin mempersulit layanan sensor terhadap industri film, bioskop dan TV, khususnya yang diproduksi sineas-sineas lokal.
Lebih lanjut, Zainuddin yang juga tokoh pendidikan Jawa Timur tersebut menambahkan, sineas-sineas lokal tidak akan dapat menyensorkan filmnya di daerah, melainkan harus ke Jakarta. “Tentu hal ini semakin memberatkan industri film, bioskop dan TV lokal,” kata rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya, 2003-2012.
Senada dengan Zainudin, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Republik Indonesia (DPD RI) La Nyala Mataliti juga bersuara. Menurutnya LSF Daerah layak ditambah dan dipertahankan eksistensinya. Karena banyak materi-materi lokal di Daerah atau produk budaya lokal yang disensorkan di LSF Pusat.
“Tentu kehadiran LSF di daerah akan mempermudah kinerja yang terkait di bidang perfilman. Apalagi sineas dan rumah produksi di Jawa Timur terbilang cukup banyak memproduksi karya-karya film dan iklan oleh sineas-sineas mereka,” kata LaNyalla dalam keterangan resminya, Kamis (15/4/2021).
Ketua Dewan Kehormatan Kadin Jawa Timur itu menilai ada beberapa alasan perlunya LSF daerah dipertahankan. Pertama, kata LaNyalla, potensi film lokal berkembang cukup baik, meski di masa pandemi mengalami penurunan. “Sebagai contoh di Jatim, berdasarkan data LSF Jatim, Production House (PH) yang produktif tercatat 40 PH dari ratusan PH yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Perfileman Republik Indonesia (APPRI),” tutur LaNyalla.
Kedua, kata Senator Dapil Jawa Timur ini, potensi TV lokal menjadi obyek pemantauan LSF, baik skala regional maupun lokal daerah. Sebagaimana diketahui, TV lokal dan platform digital berkembang pesat di Jatim. Berdasarkan data dari KPID Jatim, tahun 2019 terdapat 85 stasiun TV dari berbagai platform.
“Hal ini menjadi penting bagi LSF untuk turut mengawal dan memastikan masyarakat Jawa Timur memperoleh tayangan atau hiburan yang sehat dan edukatif,” kata alumnus Universitas Brawijaya Malang tersebut.
Ketiga, mantan Ketua Umum PSSI itu memaparkan, sosialisasi budaya sensor mandiri mendapatkan respon positif dari berbagai dari kalangan akademis, lembaga pendidikan/pondok pesantren serta organisasi kemasyarakatan (Muhammadiyah dan NU) organisasi kesenian dan komunitas film.
“Peran lembaga sensor amat penting agar tayangan yang disajikan itu dapat berkualitas, sesuai standar etika yang berkembang di masyarakat dan yang terpenting menjadi benteng bagi akhlaqul karimah masyarakat berdasarkan nilai-nilai Pancasila,” kata LaNyalla
Ahmad Suhadi Owner PT Rampak Naung asal Bangkalan Madura ini mengaku selama ini sangat terbantu dan dilayani dengan baik oleh LSF perwakilan, tetapi musim Pandemi covid 19 ini dirinya sedang pasif.
"LSF Jatim harus lanjut lah Mas. Kami pasca Pandemi Covid 19 ini kami akan shooting karya baru," ujar pemilik Production House (PH) yang banyak memproduksi karya Seni Ketoprak khas madura, musikal dan karya seni religi lainnya itu.
Suhadi juga mengapresiasi keberadaan LSF Perwakilan selama ini melayani dengan baik dan cepat.
"Kami sangat terbantu dengan LSF daerah, tapi era sekarang mungkin Tehnologi nya harus lebih ditingkatkan, untuk tayangan-tayangan di youtube harus juga mendapatkan perhatuan khusus," pungkasnya.
(ro/ab)
0 komentar:
Post a Comment