Foto kiri : KLK Eta Roni Effendi / Foto kanan : Orangtua dan kerabat Roni Effendi di Nganjuk saat bersiap berangkat menuju Kota Surabaya, Ahad 25 April 2021 |
Namun demikian, Suyono, 60, ayah dari Kelasi Kepala (KLK) Eta Roni Effendi, salah satu awak Kapal Selam Nanggala 402, masih berharap ada mukjizat untuk putranya.
"Saya terus berdoa dan berharap anak saya selamet," kata Suyono, di rumahnya di Dusun Alastuwo, Desa Banaranwetan, Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk, Ahad 25 April 2021.
Saat diwawancarai, Suyono hendak bersiap-siap berangkat ke Kota Surabaya bersama istrinya, Gunasri, untuk menemani dan menguatkan hati Anisa, istri dari KLK Eta Roni Effendi. Prajurit TNI-AL itu memang berdomisili di Kota Pahlawan bersama istri dan anak laki-laki mereka.
Suyono dan istrinya mengaku tidak memiliki firasat apa-apa, sebelum insiden yang menimpa putra sulung mereka tersebut.
Foto KLK Eta Roni Effendi bersama istri dan anak laki-lakinya |
Lilik, salah satu tetangga di kampung halaman KLK Eta Roni bercerita, prajurit muda itu sempat pulang ke Nganjuk dua minggu sebelum bulan puasa. Kepada Lilik, Roni sempat bercerita akan melaksanakan tugas ke luar negeri dalam waktu dekat ini.
"Roni itu orangnya baik. Sama tetangga di kampung baik. Anaknya ramah," ujar Lilik.
Tak hanya keluarga Roni, netizen Nganjuk juga beramai-ramai menyampaikan harapan dan doa.
"Ia merupakan alumnus SMK Muhammadiyah 1 Nganjuk tahun 2008. Semoga ada mukjizat untuk beliau," tulis akun Facebook Pak'ebillabillo, Ahad (25/4).
Mayoritas Awak Nanggala 402 adalah Warga Jatim
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402 menjadi duka mendalam bagi warga Jawa Timur. Pasalnya, dari total 53 orang prajurit yang berada didalam kapal tersebut, 47 orang di antaranya adalah warga Jawa Timur.
"Mayoritas adalah warga kami (Jatim-red). Ada yang dari Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Mojokerto, Bojonegoro, Lamongan, Bangkalan, Madiun, Probolinggo, Tulungagung, Nganjuk, Kediri, Tuban, dan Banyuwangi," ungkap Khofifah di sela- sela kunjungan di Madiun untuk peluncuran program KUR Porang, Ahad (25/4).
Kapal Selam KRI Nanggala 402 milik TNI-AL saat berada di perairan Cilegon, Banten, beberapa waktu lalu |
Khofifah mengatakan, meski dinyatakan tenggelam pihaknya masih berharap adanya mukjizat. Mengingat proses pencairan dan evakuasi yang masih tetap dilakukan dengan melibatkan kapal-kapal bantuan negara lain.
Seperti diketahui, kapal selam KRI Nanggala-402 hilang kontak pada Rabu (21/4/2021) dini hari. KRI Nanggala-402 diperkirakan hilang di perairan sekitar 60 mil atau sekitar 95 kilometer dari utara Pulau Bali, sekitar pukul 03.00 waktu setempat.
Kapal selam ini membawa 53 orang yang terdiri dari 49 ABK, seorang komandan satuan, dan tiga personel senjata.
Kapal hilang kontak saat komandan pelatihan hendak memberikan otoritas penembakan terpedo.
Panglima TNI Hadi Tjahjanto mengatakan, KRI Nanggala-402 yang hilang di perairan utara Bali telah tenggelam. Hadi mengatakan, isyarat subsunk (tenggelam) untuk KRI Nanggala-402 dinyatakan setelah melakukan pencarian selama 72 jam.
"Semoga para prajurit KRI Nanggala selamat dan bisa kembali berkumpul kembali dengan keluarga. Mohon bantu doa dari seluruh warga Jatim untuk keselamatan para prajurit," harap Khofifah. (***)
Panji Lanang Satriadin
7 Fakta Tenggelamnya KRI Nanggala-402 di Laut Bali, 47 Awak Kapal Warga Jatim Lihat Disini
ReplyDelete