Sejumlah polisi lalu-lintas Satlantas Polres Nganjuk saat melakukan aksi teatrikal di perempatan Jalan Ahmad Yani Nganjuk, Jumat (21/5)/matakamera.net-Panji |
Aksi dilakukan di kawasan perempatan Jalan Raya Ahmad Yani. Teatrikal menggambarkan salah seorang warga terdampak virus Covid-19, hingga berujung merenggut jiwa. Pihak keluarga tidak boleh mendekat apalagi memegangnya.
Kasat Lantas Polres Nganjuk AKP Marita Diah Anggraini, S.I.K., turun lansung bersama sejumlah anggota sebagai pemeran teatrikal.
Aksi teatrikal Covid-19 juga diikuti langsung oleh Kasatlantas Polres Nganjuk AKP Marita Dyah Anggraeni |
Adegan diawali dengan mengusung keranda mayat ke tengah perempatan Jalan A.Yani Nganjuk. Diikuti beberapa pemeran petugas kesehatan mengenakan pakaian alat pelindung diri (APK) lengkap.
Masing-masing pemeran dilengkapi pula dengan label di dadanya berisi pesan sindiran seperti, “Orang ini tidak pernah percaya covid-19”, “Orang ini suka bergerombol,” “Orang ini tidak pernah pakai masker" hingga tulisan “Orang ini tidak mau divaksin".
Tak pelak, para pengguna jalan yang melintas tertarik melihat setiap adegan yang diperagakan oleh masing-masing aktornya. Beruntung tidak sempat terjadi kemacetan, karena petugas tetap sigap mengatur kelancaran arus lalu-lintas dari ke empat arah.
Menurut AKP Marita, teaterikal "Keranda Mayat" itu sengaja digelar di Jalan Ahmad Yani Nganjuk karena merupakan jalanan protokol yang ramai. Sehingga, akan banyak pula masyarakat pengguna jalan yang akan menerima edukasi dari aksi tersebut.
“Paling tidak, pengguna jalan saat lampu merah, mereka berhenti dan dapat menyaksikan alur adegan teatrikal,” terang Marita.
Melalui teatrikal ini, lanjutnya, warga masyarakat lebih mudah menangkap makna dari pesan yang disampaikan bahwa Covid-19 itu benar benar masih ada. Bahkan dampaknya bagi orang yang mengabaikan, bisa terpapar hingga merenggut jiwanya.
Usai adegan, diakhiri dengan yel-yel dan membawa alat peraga, ajakan kepada masyarakat agar tidak sembrono terhadap penyebaran virus korona yang hingga sekarang benar-benar masih ada dan mengancam keselamatan jiwa manusia.
Reporter : Panji Lanang Satriadin
0 komentar:
Post a Comment