Ahad 25 Juli 2021Salah satu ibu rumah tangga peracik jamu herbal di Dusun Perkul, saat membagikan racikannya di salah satu rumah warga pelaku isolasi mandiri (21/7)/matakamera.net/Panji LS
Di masa pandemi Covid-19 ini, interaksi antar warga di kampung menjadi terbatas. Namun hal itu tak menghalangi ibu-ibu di Dusun Perkul, Desa Sambirejo, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, untuk tetap bergotong-royong membantu sesama warga, sesuai kemampuan yang dimiliki.
Penulis : Panji Lanang Satriadin
Pagi itu (21/7), seorang ibu parobaya dengan mengenakan jilbab dan masker, berjalan pelan di sebuah gang perkampungan. Tangannya menenteng botol bekas sirup. Botol itu terlihat berisi cairan berwarna cokelat bening.
Tak lama kemudian, ia berhenti di salah satu rumah berpagar batu-bata. Botol itu kemudian diletakkannya di atas tembok pagar, yang ditempeli kertas bertuliskan ”rumah ini sedang isolasi mandiri”.
“Di dalam botol ini adalah jamu herbal, hasil racikan ibu-ibu warga Perkul sini. Sengaja kami keliling kampung membagikan secara gratis untuk tetangga yang membutuhkan,” ujar Sri Utami, 51, warga Dusun Dusun Perkul, Desa Sambirejo, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun.
Ia dan beberapa ibu-ibu kampung setempat belakangan ini memang punya kesibukan baru. Mereka meracik ramuan jamu tradisional. Bahan bakunya diambil dari aneka tumbuhan herbal yang ditanam di pekarangan sendiri. Di antaranya daun andong, serai, sambiloto, jahe, dan daun pepaya.
“Bahan-bahan yang dibutuhkan banyak tersedia di pekarangan rumah, sehingga tidak membutuhkan banyak biaya,” ujar Sri.
Setelah semua bahan terkumpul, daun-daunan itu dicuci hingga
bersih kemudian direbus di tungku tanah liat hingga mendidih. Selanjutnya,
rebusan dedaunan itu disaring dan dimasukkan ke dalam botol.
Proses berikutnya, para ibu-ibu ini turun langsung berkeliling kampung membagikannya secara gratis ke rumah-rumah warga. Terutama, untuk warga yang saat ini sedang menjalani isolasi mandiri di rumah, karena terpapar virus Covid-19.
Saat berkeliling kampung, mereka tetap memperhatikan
protokol kesehatan untuk menghindari penuluaran Covid-19. Antara lain
menggunakan masker dan tidak berjalan secara bergerombol. Agar tidak tertular,
jamu itu diletakkan di teras rumah tempat warga isolasi mandiri.
“Jamu herbal ini tidak hanya dibagikan untuk warga yang sedang isoman (isolasi mandiri, red),tetapi juga warga lainnya yang sedang membutuhkan asupan herbal. Jamu sedang dahulu diyakini bisa memperkuat imun tubuh kita, untuk mencegah berbagai penyakit,” imbuh Sri Utami.
Sri Utami kemudian bercerita, bahwa saat ini di Dusun Perkul
terdapat dua keluarga yang sedang menjalani isolasi mandiri. Masing-masing
berisi enam orang dan lima orang anggota keluarga.
Selain jamu, warga secara swadaya juga memberikan bantuan
logistik kepada keluarga yang sedang menjalani isolasi. Paket sembako tersebut
berisi beras, gula, telur, mie instan, dan lainnya.
Ninit, 49, ibu-ibu dusun setempat yang ikut meracik jamu
herbal menambahkan, warga yang sedang menjalani isolasi juga membutuhkan
dukungan. Karena itu, setiap kali mengantar jamu dan bantuan lainnya, mereka
juga selalu memotivasi warga yang isolasi mandiri agar tetap semangat untuk
sembuh.
“Setiap hari kami juga menanyakan kabar dan memberikan
dukungan kepada mereka. Ini supaya mereka merasa tidak sendirian,” ujarnya.
Ia menambahkan, di tengah pandemi Covid-19 dan kondisi ekonomi yang sulit, bergotong royong dapat menjadi solusi untuk meringankan beban. Harapannya, warga terpapar mendapat dukungan agar segera pulih kembali.(*)
0 komentar:
Post a Comment