Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto didampingi Wagub Jatim dan Wakapolda Jatim, saat memberikan arahan pada Apel Gelar Pasukan PPKM Darurat di Jatim, Jumat (2/7)/matakamera.net-Panji LS |
Dalam arahannya, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto menjelaskan, bahwa situasi Jawa Timur saat ini di masa Pandemi Covid-19 cukup memprihatinkan. Bahkan kemarin sore penambahan angka positif merupakan tertinggi sejak pandemi Covid-19 menimpa Indonesia awal tahun 2020.
"Angka kesembuhan di atas 300 dan yang meninggal cukup banyak, dan Jawa Timur merupakan penyumbang angka kematian tertinggi di seluruh daerah," jelas Supraptoyo, dalam arahannya Jumat (2/7) pagi.
Pada kesempatan yang sama, apel secara serentak juga digelar di Surabaya Raya, Malang Raya, Madiun Raya, Tapal kuda dan di Mojokerto. Setelah apel, lanjut Supraptoyo, seluruh petugas gabungan yang terlibat akan diterjunkan ke seluruh wilayah kabupaten/kota di Jatim.
"38 kabupaten/ kota di jatim dibagi dua level, level 3 ada 27 kabupaten/ kota dan nantinya anggota akan masuk di Kodim dan Polres dengan total anggota sebanyak 50 orang. Dan ada 11 Kabupaten/ Kota yang masuk di level 4," tambahnya.
Menurut Supraptoyo, untuk level 4 tingkatnya lebih gawat. Artinya penyebaran Covid-19 lebih tinggi, sehingga anggota akan langsung masuk ke RT/RW. Jumlah pasukan berbeda-beda disesuaikan dengan ancaman penyebaran Covid-19 yang berbeda-beda pula.
"Operasi akan dilakukan besok (3/7), dan tugasnya yakni memperkuat 4 pilar pelaksanaan PPKM Mikro Darurat. Yang pertama, Kepala Desa, Dokter puskesmas, Babinkantibmas dan Babinsa," ujarnya.
Nantinya, lanjut Supraptoyo, 4 pilar akan melaksanakan penerapan protokol kesehatan (prokes) 3M di desa tersebut. Bagi masyarakat yang belum memakai masker harus wajib menggunakan masker. Selain itu, jika ada kerumunan lebih dari tiga orang harus dibubarkan.
"Jika ada yang makan di warung tidak boleh, sehingga warung harus tutup jam 20.00 WIB. Masyarakat tidak boleh melaksanakan sholat berjamaah terlebih dahulu dan harus ditutup, dan tempat wisata juga harus tutup," ucapnya.
Selain itu, anggota yang diterjunkan nantinya juga akan membantu bidan desa untuk melakukan testing, untuk mencari orang-orang yang terkonfirmasi Covid-19.
"Kemudian tracing nantinya akan dilakukan babinkantibmas, sehingga anggota yang diterjunkan ini tugasnya membantu, karena jika dilakukan oleh babin tidak akan mampu," ucap jenderal bintang dua TNI tersebut.
Jika ditemukan orang tanpa gejala, kata Supraptoyo, tidak boleh dibawa ke RS terlebih dahulu. Mereka disebutnya harus dibawa dan dilakukan isolasi di posko PPKM di setiap RT terlebih dahulu.
"Jika memang sudah berat, maka orang tersebut harus mendapatkan perawatan ke RS. Dan harus koordinasi dengan pihak puskesmas," ujarnya.
Jika di tempat isolasi RT sudah penuh, maka masyarakat dibawa ke tempat isolasi dan karantina di tingkat kabupaten atau kota. Selain itu di pintu masuk RT dan RW juga akan dilakukan pemeriksaan.
"Anggota harus bisa memberikan edukasi dan sosialisasi penerapan protokol kesehatan ke masyarakat. Mudah-mudahan dalam 2 minggu bisa turun, karena target dari pusat turun 10 ribu per hari. Jika di Jatim bisa turun, tidak akan diperpanjang. Namun jika masih tinggi kemungkinan bisa diperpanjang," tutupnya.
Reporter : Panji Lanang Satriadin
Editor : Rifai Abror
0 komentar:
Post a Comment