Peristiwa banjir didahului hujan intesitas hujan tinggi yang melanda wilayah Kabupaten Nganjuk dan sekitarnya sejak pukul 18.00 WIB.
Menjelang tengah malam sekitar pukul 23.00 WIB, terjadi luapan Sungai Mlinjo di Dusun Mojoagung, Desa Mojoagung, hingga memicu tanggul sungai setempat jebol sepanjang 30 meter.
Banjir tersebut membuat sejumlah warga Desa Mojoagung mengungsi ke tempat yang lebih aman. Tak hanya itu, terjangan air bah juga melebar ke Desa Bandung, Kecamatan Prambon.
Plt Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi, yang meninjau titik tanggul jebol pada Kamis pagi (9/12/2021) mengatakan, air sungai di Dusun Mojoagung meluap karena banyaknya tumpukan sampah, seperti bambu maupun sampah pastik di aliran sungai. Sehingga, sungai tak mampu membendung derasnya arus sungai bersamaan dengan hujan deras.
Pihaknya bersama instansi terkait dan bekerjasama dengan warga desa akan membersihkan sampah dengan menggunakan alat berat.
"Semua pihak terkait sudah berada di lokasi sejak malam tadi hingga pagi ini, termasuk Bapak Kapolres Nganjuk yang sudah ke lokasi jam 1 dini hari tadi, bersama instansi terkait lainnya langsung gerak cepat melakukan penanganan," ujar Marhaen.
Adapun untuk perbaikan tanggul yang jebol, Marhaen mengaku telah berkoordinasi dengan BBWS Brantas Jatim. Anggarannya disebutnya akan menggunakan APBD Nganjuk.
"Dari DTT (dana tidak terduga, red) yang ada di BPBD Kabupaten Nganjuk," imbuhnya.
Lebih lanjut dijelaskan Marhaen, terdapat faktor hulu yang menjadi penyebab sungai di Prambon tak mampu menampung volume air.
Yakni, adanya proyek fisik pembangunan Bandara Kediri di sebelah selatan Prambon, yang disebutnya tidak didukung dengan saluran air yang memadai.
"Jadi lokasi proyek Bandara Kediri itu sebenarnya adalah wilayah resapan air. Sekarang resapan itu hilang karena dibangun bandara. Maka saat hujan deras, air yang mengalir dari Kediri ke Nganjuk besar sekali sampai banjir seperti ini," terang Marhaen.
Adapun untuk perbaikan tanggul yang jebol, Marhaen mengaku telah berkoordinasi dengan BBWS Brantas Jatim. Anggarannya disebutnya akan menggunakan APBD Nganjuk.
"Dari DTT (dana tidak terduga, red) yang ada di BPBD Kabupaten Nganjuk," imbuhnya.
Lebih lanjut dijelaskan Marhaen, terdapat faktor hulu yang menjadi penyebab sungai di Prambon tak mampu menampung volume air.
Yakni, adanya proyek fisik pembangunan Bandara Kediri di sebelah selatan Prambon, yang disebutnya tidak didukung dengan saluran air yang memadai.
"Jadi lokasi proyek Bandara Kediri itu sebenarnya adalah wilayah resapan air. Sekarang resapan itu hilang karena dibangun bandara. Maka saat hujan deras, air yang mengalir dari Kediri ke Nganjuk besar sekali sampai banjir seperti ini," terang Marhaen.
Terkait hal itu, Marhaen berjanji akan segera berkoordinasi dengan Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana, untuk dicarikan solusi.
"Saya akan sampaikan ke Bupati Kediri, bahwa ada dampak tidak baik dari proyek Bandara Kediri untuk Nganjuk. Mungkin nanti bisa dibangun embung-embung untuk menampung air agar tidak banjir seperti ini," tukas Marhaen.
Panji Lanang S/Rif
0 komentar:
Post a Comment