Penyerahan secara simbolis bantuan uang tunai Rp 20 juta dari Dirut Perum Perhutani Wahyu Kuncoro kepada Yayasan Masyarakat Ficus Indonesia di Kediri, Sabtu (9/6/2022) |
Bantuan berwujud peralatan-peralatan usaha produktif hingga uang tunai tersebut diberikan oleh Perum Perhutani, bersama Komisi IV DPR-RI dan Ditjen KSDAE Kementerian LHK dalam acara Pelatihan Peningkatan Ekonomi Produktif Masyarakat Sekitar Konservasi, di Desa Manggis, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, Sabtu (18/6/2022).
Bantuan antara lain disalurkan untuk Pokmas Wana Asri di Desa Satak, Kecamatan Puncu senilai Rp 35 juta. Di tempat serupa, juga disalurkan bantuan yang sama untuk Pokmas Joyo Sedulur di Desa Asmorobangun, Kecamatan Puncu, sebesar Rp 35 juta.
Lalu, bantuan dari Perum Perhutani kepada Yayasan Masyarakat Ficus Indonesia di Kediri sebesar Rp 20 juta, berwujud peralatan persemaian, tanaman, dan pemeliharaan.
Hadir langsung dalam acara tersebut Direktur Utama Perum Perhutani Wahyu Kuncoro, didampingi Kadivre Perhutani Jatim Karuniawan Putra Sanjaya, Kadep, Sekper, serta Administratur (ADM) Perhutani KPH Kediri Rukman Supriatna.
Di sela pelatihan dan pemberian bantuan, juga dilakukan pembagian tanaman ficus oleh anggota Pramuka Saka Wana Bakti Kediri, sebagai binaan Perum Perhutani KPH Kediri, kepada seluruh peserta dan tamu undangan.
Menurut Rukman Supriatna, pembagian tanaman ficus tersebut sebagai bentuk upaya meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap alam.
Dari DPR-RI, Wakil Ketua Komisi IV Anggia Ermarini mengatakan, pihaknya optimistis bantuan usaha tersebut mampu meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat di kawasan hutan.
“Dengan bantuan ini, masyarakat desa yang ada di kawasan hutan tidak hanya dapat menanam pohon sengon, tapi juga bisa mengoptimalkan lahan hutan sebagai area penanaman lain. Seperti jagung, buah pepaya, hingga menanam cabai rawit,” ujar Anggia Ermarini.
Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sekaligus PLT Dirjen KSDAE Bambang Hendroyono, yang turut hadir di lokasi acara menambahkan, program pemberdayaan masyarakat semacam ini memang menjadi fokus pemerintah. Termasuk bagi masyarakat yang berada di kawasan hutan.
"Hal itu kami tingkatkan melalui peningkatan ekonomi di daerah, misalnya melalui pelatihan seperti sekarang ini,” kata Bambang.
Untuk diketahui kawasan hutan konservasi atau cagar alam setempat memiliki luas sekitar 13,36 hektare. Selama ini menjadi habitat satwa endemik seperti seperti kera ekor panjang. Pada 23 Maret 2022 lalu, cagar alam tersebut resmi menjadi Pusat Ficus Nasional di mana terdapat 52 jenis dari 200 ficus yang ada di Indonesia.
Rif/Nji
Menurut Rukman Supriatna, pembagian tanaman ficus tersebut sebagai bentuk upaya meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap alam.
Dari DPR-RI, Wakil Ketua Komisi IV Anggia Ermarini mengatakan, pihaknya optimistis bantuan usaha tersebut mampu meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat di kawasan hutan.
“Dengan bantuan ini, masyarakat desa yang ada di kawasan hutan tidak hanya dapat menanam pohon sengon, tapi juga bisa mengoptimalkan lahan hutan sebagai area penanaman lain. Seperti jagung, buah pepaya, hingga menanam cabai rawit,” ujar Anggia Ermarini.
Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sekaligus PLT Dirjen KSDAE Bambang Hendroyono, yang turut hadir di lokasi acara menambahkan, program pemberdayaan masyarakat semacam ini memang menjadi fokus pemerintah. Termasuk bagi masyarakat yang berada di kawasan hutan.
"Hal itu kami tingkatkan melalui peningkatan ekonomi di daerah, misalnya melalui pelatihan seperti sekarang ini,” kata Bambang.
Untuk diketahui kawasan hutan konservasi atau cagar alam setempat memiliki luas sekitar 13,36 hektare. Selama ini menjadi habitat satwa endemik seperti seperti kera ekor panjang. Pada 23 Maret 2022 lalu, cagar alam tersebut resmi menjadi Pusat Ficus Nasional di mana terdapat 52 jenis dari 200 ficus yang ada di Indonesia.
Rif/Nji
0 komentar:
Post a Comment