Bunda Ita makan sambil lesehan dan bercengkrama dengan warga, yang sedang kerja bakti di Desa Kebonagung, Kecamatan Sawahan, Nganjuk (11/9/2022) |
Sosok wanita pemilik nama lengkap Ita Triwibawati itu memang selalu diingat oleh warga Kota Angin. Sampai sekarang.
Terutama, karena keuletannya merintis dan membina kader-kader PAUD dan PKK di seluruh desa. Dari nol. Sampai mampu berkembang dan produktif.
Bukan sehari-dua hari, bukan pula sebulan-dua bulan. Tetapi Bunda Ita sudah melakukannya sejak lebih dari satu dekade lalu.
Maka tak heran, setiap kali Bunda Ita berkunjung ke Kabupaten Nganjuk, selalu disambut semringah oleh warganya. Ke desa manapun sama saja.
Yang terbaru, Bunda Ita berkunjung ke Desa Kebonagung, Kecamatan Sawahan. Tepatnya pada Ahad pagi (11/9/2022). Awalnya, ia datang untuk memenuhi undangan kawan lamanya, yang juga kepala desa (kades) setempat.
Di tengah perjalanan, Bunda Ita melihat ada sekumpulan bapak-bapak sedang kerja bakti. Mereka tampak semangat sekali. Apalagi yang dikerjakan adalah jalan desa sendiri. Baru diaspal dan butuh dirapikan beram atau bahu jalannya.
Saat berkunjung ke desa-desa, Bunda Ita juga kerap mendatangi rumah lansia atau warga kurang mampu untuk membantu meringankan kesusahan mereka |
Bunda Ita langsung turun dari kendaraan, lalu menyapa mereka satu-persatu. Dengan cekatan i menyiapkan nasi bungkus dan teh botol yang dibeli dari warung sekitar.
"Minum dulu Bapak-Bapak biar tambah semangat kerja baktinya," ujar Bunda Ita, sambil membagikan kepada mereka satu-persatu.
Tak lama waktu istirahat tiba. Wajah mereka gembira meskipun dipenuhi keringat. Sambil duduk lesehan di atas tanah, mereka pun bergegas menyantap nasi bungkus. Bunda Ita juga. Ia tampak begitu lahap menyantap lauk dan nasi sambil bersendau-gurau dengan mereka.
Seorang bapak yang kebetulan duduk di sebelah Bunda Ita mengajak bercanda. Dengan gaya kocak, si bapak menceritakan di mana lokasi rumahnya, setelah ditanya langsung oleh Bunda Ita.
"Kulo duduhi alamate nggih. Teng ler e mesjid niku wonten prapatan. Enek omah panggung, pager wesi, niku tonggo kulo (Saya beritahu alamatnya ya. Di sebelah utara masjid itu ada perempatan. Di situ ada rumah mewah, pagar besi, itu tetangga saya)," ujar si bapak.
Mendengar jawaban itu, Bunda Ita yang sedang makan pun tak bisa menahan tawanya. Yang lain pun ikut tertawa. Gayeng sekali.
Selepas makan bersama warga, di jalanan desa yang sama, Bunda Ita melihat ada bangunan jembatan yang ambrol. Ia pun langsung berkomunikasi dengan kades setempat dan bermaksud membantu perbaikannya.
"Insya Allah saya bantu datangkan u ditch (yudit)-nya (beton saluran air), semoga segera tertangani," tukas Bunda Ita.
Nji/Nji
0 komentar:
Post a Comment