Wujud fisik aspal jalan yang baru selesai dikerjakan di Disun Karangtengah, Desa Garu |
Temuan aktivis LSM Nganjuk Hamid Effendi di lokasi proyek pada Senin (3/10/2022), tidak terdapat plang atau papan nama proyek. Sehingga tidak diketahui pasti siapa yang melaksanakan pekerjaan tersebut dan berapa nilai anggarannya.
"Yang jelas ini proyek menggunakan uang negara. Tapi tidak jelas dari instansi mana dan perusahaan kontraktor mana yang mengerjakan. Jadinya seperti proyek 'siluman'," tuding Hamid.
Ia menduga ada niat jahat dari oknum pelaksana proyek. Yakni sengaja tidak memasang papan nama proyek untuk mengelabui masyarakat, agar tidak bisa diawasi.
"Kami curiga ini disengaja agar tidak terbongkar permainan kotor oknum-oknumnya, demi meraup keuntungan yang lebih besar untuk memperkaya diri atau kelompok," ujar Hamid.
Dalam pengamatannya, pengaspalan tampak baru beberapa hari dikerjakan. Panjang jalan yang diaspal diperkirakan 300-400 meter. Sementara di kedua ujungnya masih berupa jalan tanah dan berbatu.
Di lokasi setempat juga terdapat proyek pembangunan tembok penahan tanah (TPT) dan proyek pembangunan Jembatan Karangtengah-Nglaban.
"Kualitas pekerjaan pengaspalannya buruk. Perkiraan saya tidak sampai satu tahun sudah rusak," imbuh Hamid.
Kejanggalan mencolok lainnya, posisi ketinggian permukaan aspal jauh di bawah ketinggian bangunan TPT di kanan-kirinya. Sehingga, menurut Hamid bentuknya lebih mirip sungai daripada jalan desa.
"Ini fatal sekali. Kalau musim hujan bisa-bisa berubah jadi sungai betulan. Karena air terjebak di tengah tidak bisa mengalir ke samping kiri-kanan jalan," tukas Hamid.
Atas berbagai temuan dugaan pelanggaran hukum tersebut, Hamid berencana melaporkannya ke Kejaksaan Negeri Nganjuk dalam waktu dekat.
Rif/Nji
0 komentar:
Post a Comment