Plt Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi hadir sebagai Keynote Speaker, bersama sejumlah narasumber dialog dari berbagai latar belakang |
Dialog menghadirkan para tokoh agama (toga) dan tokoh masyarakat (tomas) se-Kabupaten Nganjuk.
Direktur LKHP Dr Wahju Prijo Djatmiko SH, M.Hum, M.Sc selaku inisiator Dialog Mangayubagya Nganjuk Bangkit |
Di mana, fokus pembahasannya yakni bahwa pejabat publik khususnya di lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab Nganjuk) adalah pelayan masyarakat. Pejabat publik sebagai pelayanan masyarakat harus siap melayani, bukan dilayani.
Hadir sebagai keynote speaker Plt Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi. Di depan para peserta dialog ia mengatakan, bahwa di era sekarang ini Kepala Dinas, Camat, Kepala Desa atau Lurah harus mulai merubah mindset atau pola pikir.
"Pemimpin wajib atau fardu’ain melayani masyarakat. Kita adalah pejabat, kita adalah pelayanan masyarakat," tutur Kang Marhaen, sapaan akrabnya.
Pejabat publik menurut Marhaen harus mau melayani bukan dilayani. Sebagai pejabat publik, pertama harus memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat.
“Pemimpin harus bisa melayani, termasuk saya sendiri. Motif yang dibangun adalah semangat melayani. Bagaimana membangun sebuah kepuasan bagi masyarakat,” imbuhnya.
Lebih lanjut dikatakan Kang Marhaen, bahwa seringkali pemimpin tidak semuanya dapat berkolaborasi dan merasa dirinya hebat. Di Nganjuk, semua Media, Lembaga Swadaya Masyarakat atau LSM, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama diajak bersama-sama membangun Nganjuk.
Untuk diketahui, acara Dialog tersebut juga menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain Guru Besar Undip Prof. Dr. Suteki SH. M.Hum, Akademisi UM Malang Dr H. A Rosyid Al Atok dan Ketua STKIP Nganjuk Dr Vera Dwi Andini MM.
Lalu, Akademisi IAI Pangeran Diponegoro Nganjuk Dr Ali Anwar M.Pdi, Advokat Totok Budi Hartono SH hingga Ketua LSM Mapak Drs. Supriono.
Adapun moderator dalam dialog tersebut adalah pakar hukum Dr Wahju Prijo Djatmiko SH, M.Hum, M.Sc dan Akademisi UB Prof. Dr. Sumarji SP. MP.
Sebagai inisiator acara dialog Dr Wahju Prijo Djatmiko mengatakan, tujuan diselenggarakan acara tersebut yakni untuk mendiskusikan paradigma kepemimpinan baru yang bisa diaplikasikan dalam manajemen lemerintahan maupun swasta.
Dengan paradigma ini diharapkan pelayanan kepada masyarakat lebih baik dan jauh dari praktik korupsi. Menjadikan masyarakat menjadi pihak yang benar-benar dilayani dengan baik.
“Untuk menginformasikan bahwa ada paradigma kepemimpinan yang baru, namanya ‘Pemimpin yang Melayani’. Kami berharap dengan adanya paradigma baru ini tidak ada lagi yang namanya penyakit birokrasi. Hal ini dilakukan agar kepuasan masyarakat Nganjuk tercapai," ujar Dr Wahju.
Rif/Nji
0 komentar:
Post a Comment