Pak Mindo dan Mas Tatit saat mempraktikkan pengisian cairan pupuk pada mesin drone sebelum diujicoba, Sabtu (4/2/2023) |
Ujicoba dilakukan di dua titik lokasi. Masing-masing di area persawahan padi di Desa Kenep, Kecamatan Loceret dan lahan bawang merah di Desa Malangsari, Kecamatan Tanjunganom, pada Sabtu (4/2/2023).
Turut hadir Plt Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi, Kadis Pertanian Nganjuk Muslim Harsoyo, Ketua AKD Nganjuk/Kades Gejagan Dedy Nawan, Kades Kenep Joko Susanto hingga Kades Malangsari Mujianto.
Anggota Komisi IV DPR RI Mindo Sianipar yang terjun langsung ke lokasi ujicoba mengatakan, inovasi terbaru dari PDI Perjuangan ini, menggunakan aplikasi mekanisasi pertanian dengan teknologi drone.
Dengan memanfaatkan pesawat tanpa awak atau drone, lanjut Mindo, petani tak perlu berjalan mengelilingi sawah dan menghabiskan waktu. Pemupukan bisa dilakukan tanpa perlu capek-capek terjun ke sawah.
"Menguntungkan petani karena mengurangi ongkos produksi. Bandingkan jika manual
butuh tenaga 4 orang untuk satu hari kerja nyemprot lahan 1 hektare. 1 orang dibayar Rp 60 ribu, jadi ongkos tenaganya saja plus rokok makan sekitar Rp 300 ribuan," urai Pak Mindo.
Menurut Pak Mindo, pengembangan teknologi drone untuk penyemprotan pupur cair dan pestisida ini diawali di Kabupaten Nganjuk, dan akan dikembangkan ke daerah lain.
“Dalam waktu mendatang, kita akan melihat bagaimana para petani akan lebih diuntungkan dengan program ini, yaitu dengan penggunaan teknologi drone,” ujarnya.
Lebih lanjut dijelaskan Pak Mindo, bahwa pupuk cair dan pestisida yang akan digunakan, semua atas rekomendasi PDI Perjuangan.
"Pupuk cair ataupun pestisida tidak ada yang dibeli di pasar atau toko. Jadi, harus dijamin kualitasnya. Itulah cara PDI Perjuangan hadir di tengah-tengah petani,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Nganjuk Tatit Heru Tjahjono siap mendukung penuh modernisasi teknologi pertanian di Kabupaten Nganjuk. Di mana, salah satunya melalui inovasi drone 'Banteng' penyemprot pupuk ini.
"Ini bukti nyata PDIP dekat dengan rakyat, peduli petani. Teknologi drone ini menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan efisiensi pupuk dan pengurangan biaya petani, sehingga harapannya dapat meningkatkan kesejahteraan petani," ujar Mas Tatit, sapaan akrabnya.
Cukup menggunakan teknologi drone kapasitas 20 liter, lanjut Mas Tatit, maka penyemprotan lahan pertanian seluas 1 sampai 1,5 hektare dapat diselesaikan dalam waktu sekitar 15 menit.
Ia berharap, teknologi drone ini mampu menyelesaikan berbagai persoalan pertanian khususnya di kabupaten Nganjuk.
"Dengan teknologi pertanian maka produktifitas tanaman bisa ditingkatkan dengan biaya yang lebih efisien,” tukas legislator yang juga Ketua DPC PDIP Nganjuk tersebut.
Rif/Nji
0 komentar:
Post a Comment