Kades Gejagan Dedy Nawan MK bersama warga mengarak gunungan tumpeng menuju Punden Mbah Iroboyo |
Kades Gejagan Dedy Nawan Mardiaz Krisna mengatakan, kegiatan bersih desa ini merupakan tradisi rutin yang digelar satu tahun sekali. Momentumnya terasa semakin istimewa, karena tahun ini digelar bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila 1 Juni.
Selamatan juga dilakukan di Pendopo Balai Desa Gejagan |
Bersih desa atau sering disebut dengan nyadran atau upacara adat jawa merupakan bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atau sang pencipta atas rezeki yang diberikan.
“Juga sebagai upaya untuk terua nguri-nguri atau melestarikan budaya kita. Acara Bersih Desa Gejagan diawali dengan kirab dan selamatan di Punden Mbah Iroboyo tepat pukul 10.00 WIB. Lalu, selamatan dilanjutkan di Balai Desa Gejagan pukul 13.00 WIB,” ungkapnya.
Dedy menyampaikan, usai acara selamatan pihak pemerintah desa menggelar kesenian atau hiburan langen bekso atau tayub.
"Sebagai rangkaian acara berikutnya kita juga mengadakan kegiatan spiritual yaitu pengajian yang diisi dengan tausyiah,” paparnya.
Kegiatan bersih desa kali ini dihadiri oleh Forkopimcam Loceret, Kepala Desa (Kades) Gejagan, sesepuh desa, tokoh masyarakat, perangkat desa, kelompok tani, Bhabinkamtibmas dan warga Desa Gejagan.
Kades Dedy menyebut kegiatan bersih desa merupakan tradisi turun temurun sebagai upaya melestarikan budaya bangsa. Bersih desa yang dimaksud bukan sekedar membersihkan lingkungan saja, tetapi bersih di luar (lahiriah) dan juga bersih di dalam (batiniah).
Acara bersih desa ini tidak hanya diikuti oleh perangkat dan sesepuh desa, tetapi seluruh warga yang ada di Desa Gejagan sebagai wujud menghormati leluhur atau pejuang cikal bakal Desa Gejagan.
“Acara ini merupakan wujud keguyuban warga dalam melestarikan adat dan budaya.
Semoga acara bersih desa ini bisa memotivasi seluruh warga Desa Gejagan agar semakin guyub, rukun dan bisa hidup bergotong-royong,” pungkasnya.
Rif/Nji
0 komentar:
Post a Comment