Ketua DPC PDIP Nganjuk Tatit Heru Tjahjono memimpin acara peringatan Kudatuli di Kantor DPC PDIP Nganjuk, Kamis malam (27/7/2023) |
Momentum mengenang sejarah perjuangan partai itu diikuti oleh seluruh jajaran Pengurus dan Badan Pemenangan (BP) Pemilu DPC PDIP Nganjuk.
Ketua DPC PDIP Nganjuk Tatit Heru Tjahjono memimpin langsung jalannya peringatan, yang diisi dengan doa bersama dan sarasehan. Para kader membawa tumpeng secara swadaya sebagai bentuk kekompakan dan keguyuban di antara mereka.
"Peristiwa Kudatuli 27 tahun silam menjadi pendidikan sejarah penting bagi keluarga besar PDIP Nganjuk, terutama kader-kader muda. Termasuk juga bagi para Bacaleg PDIP Nganjuk yang akan bertarung di Pemilu 2024 mendatang," ujar Mas Tatit, sapaan akrab Tatit Heru Tjahjono, Kamis malam (27/7/2023).
Tujuan acara peringatan ini, tak lain menurut Mas Tatit untuk mendorong kader-kader partai agar selalu mengingat sejarah. Seperti semboyan Bung Karno "Jas Merah", yang berarti jangan sekali-kali melupakan sejarah.
Mas Tatit adalah putra dari Almarhum Soesilo Muslim, pelaku sejarah peristiwa Kudatuli di Jakarta, 27 tahun silam |
“Kita harus selalu mengingat, bahwa PDI Perjuangan bisa menjadi besar seperti saat ini, adalah berkat pondasi kuat di masa lalu yang diperjuangkan dengan darah, keringat, air mata, bahkan nyawa,” tutur Mas Tatit yang juga menjabat Ketua DPRD Nganjuk tersebut.
Melalui peringatan ini Mas Tatit berharap, akan semakin terbentuk kekompakan, rasa gotong-royong, soliditas dan militansi kader PDIP.
"Serta bisa meneladani perjuangan para senior dan pendahulu dalam membangun dan membesarkan partai," imbuhnya.
Mas Tatit sendiri adalah putra dari Almarhum Soesilo Muslim, tokoh sesepuh PDIP Nganjuk. Mbah Muslim, sapaan Soesilo Muslim semasa hidup, juga dikenal sebagai pelaku sejarah dan mengalami langsung peristiwa Kudatuli di Jakarta.
Lebih lanjut Mas Tatit memaparkan, bahwa dengan mengenang dan meneladani sejarah perjuangan Kudatuli, kader PDIP akan memiliki bekal kuat dalam perjuangan membersamai rakyat, dalam suka dan duka.
“Peringatan Kudatuli ini juga menjadi pelecut semangat kader PDIP di Nganjuk, untuk semakin solid bergerak dan militan dalam menghadapi Pemilu 2024,” tandas Tatit Heru Tjahjono.
Untuk diketahui, peristiwa Kudatuli merupakan penyerangan terhadap kantor DPP PDI di Jakarta yang mengakibatkan perlawanan luas di berbagai daerah. Serangan terhadap partai politik pimpinan Megawati Soekarnoputri tercatat sebagai tragedi kelam di masa Orde Baru.
Rif/Pas/2023
Mas Tatit sendiri adalah putra dari Almarhum Soesilo Muslim, tokoh sesepuh PDIP Nganjuk. Mbah Muslim, sapaan Soesilo Muslim semasa hidup, juga dikenal sebagai pelaku sejarah dan mengalami langsung peristiwa Kudatuli di Jakarta.
Lebih lanjut Mas Tatit memaparkan, bahwa dengan mengenang dan meneladani sejarah perjuangan Kudatuli, kader PDIP akan memiliki bekal kuat dalam perjuangan membersamai rakyat, dalam suka dan duka.
“Peringatan Kudatuli ini juga menjadi pelecut semangat kader PDIP di Nganjuk, untuk semakin solid bergerak dan militan dalam menghadapi Pemilu 2024,” tandas Tatit Heru Tjahjono.
Untuk diketahui, peristiwa Kudatuli merupakan penyerangan terhadap kantor DPP PDI di Jakarta yang mengakibatkan perlawanan luas di berbagai daerah. Serangan terhadap partai politik pimpinan Megawati Soekarnoputri tercatat sebagai tragedi kelam di masa Orde Baru.
Rif/Pas/2023
0 komentar:
Post a Comment