Kepala Cabdindik Jatim wilayah Bojonegoro, Adi Prayitno S.Pd, MM, menyerahkan langsung tali asih kepada orangtua dan siswa SMA yang menjadi anak asuhnya |
Sesuai Instruksi Gubernur Khofifah dan Arahan Kadindik Jatim, Agar Tak Ada Siswa Putus Sekolah
BOJONEGORO, matakamera.net - Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Kacabdindik) Jawa Timur wilayah Bojonegoro-Tuban, Adi Prayitno S.Pd., M.M., secara rutin berkeliling mengunjungi rumah-rumah siswa SMA/SMK jalur afirmasi, di wilayah Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban.
Tak jarang, lokasi rumah siswa yang dituju berada jauh di pelosok desa. Kedatangan Adi Prayitno untuk memberikan secara langsung santunan pendidikan, sekaligus menjadi orangtua asuh bagi siswa yang secara ekonomi kurang mampu tersebut.
Aksi blusukan terbaru Adi Prayitno dilakukannya pada Rabu (2/8/2023), dengan mendatangi rumah salah satu siswi SMA Negeri asal Desa Bonorejo, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro.
Kacabdindik Adi Prayitno didampingi Ketua DWP Cabdindik Minarti saat bercengkrama santai dengan orangtua siswa afirmasi penerima santunan |
"Di momentum Bulan Muharram 1445 Hijriyah yang berkah ini kami bersilaturahmi ke rumah siswa untuk menyampaikan tali asih, membantu siswa dan orangtuanya," ujar Adi Prayitno.
Kunjungan Adi ke rumah siswi di Desa Bonorejo itu merupakan lanjutan dari kegiatan-kegiatan serupa. Di mana, turut serta Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Cabdindik Bojonegoro-Tuban, Minarti S.Pd, M.Pd., beserta para kepala sekolah, guru dan pengawas.
Di bulan yang sama, Adi Prayitno juga telah mengunjungi rumah siswa SMAN 1 Tambakrejo Bojonegoro, SMAN 1 Padangan Bojonegoro, SMAN 1 Montong Tuban, hingga SMAN 1 Grabagan Tuban.
Ketua DWP Cabdindik Jatim wilayah Bojonegoro, Minarti S.Pd, M.Pd, saat mengunjungi rumah salah satu siswa SMAN 1 Padangan |
Sasaran utamanya adalah siswa-siswi yang memiliki keterbatasan kemampuan ekonomi untuk mengejar cita-cita. Contohnya seperti anak yatim atau anak yang kondisi orangtuanya kurang mampu.
"Program ini merupakan instruksi langsung dari Gubernur Jatim, Ibu Khofifah Indar Parawansa, dan arahan dari Kadindik Jatim Bapak Aries Agung Paewai. Di mana, tujuannya agar tidak sampai ada siswa yang putus sekolah di Jawa Timur," tukas Adi Prayitno.
Harapkan Tiap Kepala Sekolah, Guru dan Pejabat Cabdindik Minimal Punya 1 Anak Asuh
Gagasan Adi Prayitno mengunjungi dan memberi tali asih siswa afirmasi, rupanya juga membawa pesan penting.
Pesan itu khususnya ditujukan kepada para guru, kepala sekolah, hingga para pejabat di lingkungan Cabdindik Jatim wilayah Bojonegoro-Tuban.
"Saya memberi contoh agar kepala sekolah, guru dan pengawas memiliki kepedulian sosial terhadap peserta didik. Jadi tidak hanya mendidik di sekolah, tetapi juga bisa menjadi orangtua asuh bagi siswa-siswa afirmasi maupun yatim piatu," urai mantan Kepala SMAN 3 Nganjuk tersebut.
Kacabdindik Adi Prayitno dan rombongan berpamitan usai mengunjungi rumah siswa penerima tali asih |
Ia berharap, para kepala sekolah, guru dan pengawas yang memiliki kelebihan rezeki, aga bisa memiliki anak asuh yang didampingi sampai sukses meraih cita-cita.
"Harapannya, tiap 1 kepala sekolah, 1 guru atau 1 pengawas di wilayah Bojonegoro-Tuban minimal bisa punya 1 anak asuh. Jadi tidak hanya (membantu) biayanya, tetapi juga memberikan asuhan dan arahan," tukas Adi.
Lebih lanjut, menurut Adi Prayitno, program peduli sosial semacam ini juga merupakan bagian dari Implementasi Kurikulum Merdeka dan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Di mana, kedua hal tersebut harus dimulai dari gurunya atau tenaga pendidik.
“Jika guru sudah melakukan itu, maka pasti pelajar atau siswa akan mengikutinya,” jelasnya.
Adi sekali lagi juga menegaskan, bahwa program ini sesuai dengan instruksi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan arahan Kadindik Jatim Aries Agung Paewai, agar jangan sampai terjadi siswa yang putus sekolah karena kendala ekonomi.
“Semoga para kepala sekolah, guru dan siswa bisa melanjutkan dan menyebarluaskan program ini. Bukan untuk sehari dua hari, atau setahun dua tahun, tetapi hingga akhir zaman nanti,” pungkas Adi Prayitno.
Lebih lanjut, menurut Adi Prayitno, program peduli sosial semacam ini juga merupakan bagian dari Implementasi Kurikulum Merdeka dan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Di mana, kedua hal tersebut harus dimulai dari gurunya atau tenaga pendidik.
Sebagai penggagas, Kacabdindik Adi Prayitno berharap program kunjungan siswa bisa dicontoh oleh seluruh kepala sekolah, guru hingga pengawas di lingkungan Cabdindik Bojonegoro-Tuban |
“Jika guru sudah melakukan itu, maka pasti pelajar atau siswa akan mengikutinya,” jelasnya.
Adi sekali lagi juga menegaskan, bahwa program ini sesuai dengan instruksi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan arahan Kadindik Jatim Aries Agung Paewai, agar jangan sampai terjadi siswa yang putus sekolah karena kendala ekonomi.
“Semoga para kepala sekolah, guru dan siswa bisa melanjutkan dan menyebarluaskan program ini. Bukan untuk sehari dua hari, atau setahun dua tahun, tetapi hingga akhir zaman nanti,” pungkas Adi Prayitno.
Rif/Pas/2023
0 komentar:
Post a Comment