Ketua DPC PDIP Nganjuk Tatit Heru Tjahjono |
Yakni, dengan menyiapkan agenda penjaringan dan pendaftaran bakal calon bupati dan wakil bupati secara terbuka.
Ketua DPC PDIP Nganjuk Tatit Heru Tjahjono mengatakan, bahwa untuk saat ini pihaknya sebenarnya masih cooling down, pasca-Pemilu Legislatif 2024.
"Sambil menunggu aturan partai dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP PDIP, red), seperti (pilkada) tahun-tahun sebelumnya, kami pasti akan membuka pendaftaran secara terbuka," ujar Tatit, Selasa (26/3/2024).
Pada Pilkada Nganjuk 2018 lalu, lanjut Tatit, DPP PDIP menerbitkan aturan atau petunjuk teknis yang rinci terkait pendaftaran terbuka cabup-cawabup yang diusung. Iapun meyakini, pada Pilkada Nganjuk 2024 mendatang, DPP PDIP juga akan melakukan hal yang sama.
Lebih lanjut Tatit menjelaskan, saat ini pihaknya baru mulai melakukan komunikasi politik dengan sejumlah pihak. Yakni, yang disebut-sebut berpeluang menjadi kandidat cabup-cawabup, baik dari kader internal PDIP maupun non-kader.
"Kami terus melakukan komunikasi politik dengan partai-partai maupun calon-calon yang memungkinan untuk nanti kita usung," kata Tatit.
Menurut Tatit, diperlukan pertimbangan dan evaluasi matang dalam menentukan siapa sosok yang akan diusung PDIP Nganjuk pada Pilkada Kabupaten Nganjuk 2024 mendatang.
Beberapa aspek penting yang menjadi tolak ukur di antaranya perolehan kursi PDIP pada Pemilu Legislatif 2024. Di mana, PDIP mengantongi 11 kursi DPRD Nganjuk.
"Selain itu, calon yang ideal tentu saja yang sesuai dengan kehendak masyarakat. Kami juga meminta masukan-masukan dari tokoh masyarakat, dari simpul-simpul masyarakat, seperti apa (sosok cabup-cawabup) yang dikehendaki," lanjut Tatit.
Adapun terkait kabar sejumlah nama kader yang disebut-sebut bakal maju Pilkada Nganjuk, menurut Tatit masih bersifat pribadi.
"Itu secara pribadi dan sah-sah saja. Calon-calon mungkin memang sudah melakukan komunikasi. Tetapi secara organisasi, kami tetap akan melaksanakan tahapan-tahapan resmi sesuai perintah partai, berupa surat dari Dewan Pimpinan Pusat maupun Dewan Pimpinan Daerah (Jatim) PDI Perjuangan," urai Tatit.
Untuk diketahui, PDIP Nganjuk memiliki modal cukup jika ingin mengusung cabup di Pilkada Nganjuk 2024. Namun demikian, Tatit menyebut pihaknya tetap akan melakukan komunikasi politik dengan partai-partai lain.
"Idealnya, karena PDI Perjuangan di Kabupaten Nganjuk sebagai pemenang, maka calon yang diusung PDI Perjuangan ya yang nomor 1 (AG-1). Tetapi kita juga terus mengkomunikasikan dengan partai-partai lain, dan juga dari internal, baik itu ranting, PAC, DPC maupun sayap partai, untuk kemudian merumuskan dan memutuskan bersama," ujar Tatit.
Tatit sekali lagi menggarisbawahi, bahwa tradisi PDIP adalah membuka pendaftaran cabup-cawabup secara terbuka. Para calon bisa mendaftarkan sendiri atau diaftarkan oleh organisasi yang memberangkatkan.
"Saat ini kami masih menunggu surat resmi dari DPP. Kemungkinan (pendaftaran dibuka) pada Bulan Mei 2024 nanti. Dan karena ini terbuka, maka calon dari kader maupun non-kader memiliki kesempatan yang sama untuk mendaftar," tukas Tatit.
Sementara itu, Pengasuh Ponpes Al Fattah, Pule, Tanjunganom, KH Syamsudin Al-Aly berpendapat, bahwa dalam kontestasi politik di Kabupaten Nganjuk, terutama Pilkada Nganjuk, idealnya pasangan cabup-cawabup-nya merupakan perpaduan nasionalis dan religius.
"Istilahnya 'Bang-Jo' atau 'Abang-Ijo' (merah-hijau). Jadi jika cabupnya dari PDIP (merah), maka pasangannya idealnya dari NU atau PKB yang identik dengan istilah hijau," ujar KH Syamsudin.
Rif/Pas/2024
0 komentar:
Post a Comment